Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menilai produksi vaksin Merah Putih yang masih diteliti saat ini dapat menjadi "game changer", pengubah situasi di saat pandemi COVID-19, dari ketergantungan kepada vaksin impor menjadi tidak tergantung karena mampu produksi vaksin sendiri di dalam negeri.
"Kemarin, Menkes sudah datang ke Bio Farma dan kita laporkan kita tidak mau tergantung terus vaksin impor jadi vaksin Merah Putih pun kita adakan dan masih perlu waktu. Hari ini bersama KPK dan Menkes akan pantau vaksin Merah Putih bersama agar menjadi 'game changer' bangsa kita tidak tergantung vaksin luar negeri saja," kata Erick Thohir di gedung KPK Jakarta, Jumat.
Erick Thohir menyampaikan hal tersebut seusai pertemuan antara dirinya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dua pimpinan KPK Alexander Marwata dan Lili Pintauli Siregar, Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan serta sejumlah pejabat terkait lain seperti Irjen Kemenkes Murti Utami dan Dirut Bio Farma Honesti Basyir.
Indonesia membentuk konsorsium yang terdiri dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Airlangga untuk mempersiapkan vaksin merah putih.
Vaksin Merah Putih dikembangkan dengan metode rekombinan, artinya tidak seluruh virus digunakan tapi hanya bagian-bagian tertentu dari virus yang dianggap penting kemudian diperbanyak dan dijadikan antigen.
Selain itu Indonesia akan menerima vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku (bulk) sebanyak 15 juta dosis yang selanjutnya akan diproduksi oleh Bio Farma.
"Kita menyiapkan produksi 250 juta dosis. Keputusan itu kita ambil di bulan April dan alhamdullilah Desember ini kesiapannya menjadi 250 juta, 100 juta sudah dapat sertifikat BPOM dan Insya Allah 150 juta dapat lagi bulan Maret 2021 jadi totalnya 250 juta," tambah Erick.
BPOM telah memberikan sertifikat perizinan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau izin untuk memulai produksi obat dan vaksin COVID-19 kepada Bio Farma.
"Bahan baku yang akan datang pertengahan Januari ini, dimana Presiden sudah menugaskan Januari ini mendistribusikan 5,8 juta dosis, Februari sebanyak 10,4 juta dan Maret 13,3 juta untuk memproduksi bahan baku vaksin menjadi vaksin," ungkap Erick.
Pemerintah diketahui juga sudah mengonfirmasi pemesanan 329,5 juta dosis vaksin COVID-19 dari berbagai produsen.
Pertama dari perusahaan farmasi Tiongkok Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis; kedua dari pabrikan vaksin Amerika Serikat-Kanada Novavax sebesar 50 juta dosis; ketiga dari kerja sama multilateral WHO dan Aliansi Vaksin Dunia (Covax-GAVI) sebesar 50 juta dosis; keempat dari pabrikan Inggris AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis; dan kelima perusahaan farmasi gabungan Jerman dan Amerika Serikat Pfizer BioNTech sebesar 50 juta.
Berita Terkait
Capres Prabowo Subianto terharu didukung komunitas ojek daring di Pilpres
Minggu, 21 Januari 2024 16:09
Erick Thohir apresiasi kartu multifungsi BNI mempermudah transaksi di IKN
Jumat, 24 Februari 2023 17:34
BNI gelar Program Bakti BUMN di Gunungsitoli Nias
Minggu, 8 Januari 2023 13:09
BUMN dukung festival seni dan kuliner Nusantara di Belanda
Senin, 5 September 2022 19:27
Pasar murah BUMN sediakan 3000 paket bapok bagi warga Toraja Utara
Selasa, 17 Mei 2022 11:31
Rekrutmen Bersama BUMN 2022 menarik minat luar biasa millenial
Sabtu, 16 April 2022 12:13
Menteri Erick Thohir: BUMN siap jalankan misi perdagangan di Papua Nugini
Jumat, 8 April 2022 1:23
Erick Thohir dorong generasi muda menjadi elemen penggerak ekonomi
Rabu, 6 April 2022 11:21