London (ANTARA) - Inggris, Jumat, mendesak para warganya untuk meninggalkan Myanmar atau, kalau mereka tidak bisa keluar dari negara itu, tinggal di rumah.
Desakan itu dikeluarkan setelah sehari sebelumnya, Kamis (11/3), sebuah kelompok pembela hak asasi mengatakan pasukan keamanan menewaskan 12 pengunjuk rasa.
Permintaan bagi warga Inggris agar keluar dari Myanmar juga muncul ketika pengacara Suu Kyi mencemooh tuduhan baru terkait suap, yang dilayangkan terhadap kliennya itu.
Pemerintah Inggris mengatakan bahwa kekerasan di Myanmar meningkat setelah militer menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi melalui kudeta pada 1 Februari.
"Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan (FCDO) menyarankan para Warga Negara Inggris untuk meninggalkan negara itu dengan menggunakan alat transportasi komersial, kecuali ada kebutuhan mendesak untuk tinggal," kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam pernyataan.
"Ketegangan dan kerusuhan politik meluas sejak pengambilalihan militer dan tingkat kekerasan meningkat."
Inggris mengutuk kekerasan di Myanmar dan menyerukan agar demokrasi dipulihkan.
Pada awal pekan ini, Inggris juga menyiratkan sedang menjajaki sanksi tambahan terhadap Myanmar.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Pj Walkot Jayapura: Lomba berhitung matematika cerdaskan anak bangsa
Sabtu, 10 Agustus 2024 19:19
Pemkab Biak apresiasi siswa SMA/SMK punya kemampuan bahasa Inggris
Senin, 29 Juli 2024 12:35
Pemprov Papua terima kunjungan kedubes Inggris bahas beasiswa ASN
Rabu, 15 Mei 2024 19:51
Siswa Beyond Education Center diminta tingkatkan ketrampilan
Senin, 1 April 2024 19:35
Pemkab Biak alokasi dana Otsus Rp225 juta afirmasi 80 siswa OAP
Jumat, 13 Oktober 2023 11:58
Lima kampung Inggris di Supiori membuka peluang kerja pemandu wisata
Sabtu, 19 November 2022 16:06
Sadio Mane akan bergabung ke Bayern Muenchen
Sabtu, 18 Juni 2022 3:53
Pertama kali dalam 60 tahun Inggris takluk dari Hungaria 1-0
Minggu, 5 Juni 2022 3:24