New York (ANTARA) - Indeks dolar sedikit berubah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor menyeimbangkan data ekonomi bullish yang menunjukkan penjualan ritel AS naik paling tinggi dalam 10 bulan pada Maret terhadap penurunan lanjutan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Penjualan ritel meningkat 9,8 persen pada bulan lalu, Departemen Perdagangan mengatakan Kamis (15/4/2021), mengalahkan ekspektasi para ekonom untuk kenaikan 5,9 persen.
Sebuah laporan terpisah juga menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran jatuh minggu lalu ke level terendah sejak Maret 2020, ketika penutupan wajib bisnis yang tidak penting diberlakukan untuk memperlambat penyebaran gelombang pertama COVID-19.
"Ini adalah satu-dua pukulan dari data yang sangat positif," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya, di New York.
Namun, penguatan dolar dibatasi karena imbal hasil obligasi pemerintah turun ke posisi terendah satu bulan, mengurangi daya tarik relatif mata uang AS.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang saingannya, pada Kamis (15/4/2021) pagi mencapai level terendah satu bulan di 91,487, sebelum rebound menjadi 91,608, tidak berubah pada hari itu.
Euro turun tipis 0,04 persen menjadi 1,1975 dolar AS. Mata uang tunggal mencapai tertinggi enam minggu di 1,1994 dolar AS pada Kamis (15/4/2021) pagi. Greenback turun 0,23 persen menjadi 108,65 yen Jepang dan dolar Australia, proksi untuk sentimen risiko global, menguat 0,42 persen menjadi 0,7755 dolar AS
Dolar telah melemah bulan ini karena imbal hasil obligasi pemerintah stabil di bawah level tertinggi satu tahun yang dicapai bulan lalu. Imbal hasil turun ketika Federal Reserve AS menegaskan kembali komitmennya untuk menahan suku bunga mendekati nol di tahun-tahun mendatang, dan karena beberapa kekhawatiran bahwa kenaikan inflasi baru-baru ini akan bersifat sementara.
Presiden Fed San Francisco, Mary Daly pada Kamis (15/4/2021) mengatakan ekonomi AS masih jauh dari membuat "kemajuan substansial" menuju tujuan bank sentral untuk inflasi 2,0 persen dan lapangan kerja penuh, batasan yang telah ditetapkan Fed untuk mulai mempertimbangkan mengurangi dukungannya terhadap perekonomian.
Selera risiko yang kuat ketika bursa saham mencapai rekor tertinggi juga dipandang mengurangi daya tarik greenback.
Meningkatnya ketegangan geopolitik mungkin membantu permintaan obligasi safe-haven AS pada Kamis (15/4/2021).
"Kami melihat lebih banyak risiko di pasar negara-netgara berkembang saat ini, dan itu mungkin membuat beberapa permintaan obligasi pemerintah terus berjalan," kata Moya.
Rubel Rusia jatuh pada Kamis (15/4/2021), sempat kehilangan 2,0 persen terhadap dolar dalam perdagangan yang tidak stabil dan mencapai level terendah lebih dari lima bulan terhadap euro, karena Gedung Putih mengumumkan sanksi baru yang menargetkan utang negara Rusia.
Presiden AS Joe Biden pada Kamis (15/4/2021) mengizinkan langkah untuk menghukum Moskow karena intervensi dalam pemilihan AS 2020 - tuduhan yang dibantah Rusia. Biden akan menyampaikan pidato tentang Rusia pada pukul 16.30 waktu setempat.
Bitcoin berdiri di dekat rekor tertinggi 64.895 dolar AS yang dicapai pada Rabu (14/4/2021), ketika platform mata uang kripto Coinbase memulai debutnya di Nasdaq dalam pencatatan langsung. Bitcoin turun 0,12 persen menjadi 62.910 dolar AS.
Berita Terkait
BPS: Impor non migas Papua senilai 507,54 juta dolar AS pada 2023
Senin, 15 Januari 2024 19:57
BPS sebut impor Papua tercatat senilai 52,73 juta dolar AS pada Juni 2022
Jumat, 15 Juli 2022 19:32
Impor Papua tercatat senilai 27,79 juta dolar AS pada Mei 2022
Rabu, 15 Juni 2022 21:56
Impor Papua tercatat senilai 33,22 juta dolar AS pada April 2022
Selasa, 17 Mei 2022 21:24
BPS:Impor Papua tercatat senilai 46,71 juta dolar AS pada Maret 2022
Selasa, 19 April 2022 2:25
Harga emas terdongkrak 14,7 dolar didorong kekhawatiran inflasi dan Ukraina
Jumat, 8 April 2022 5:48
Harga emas melemah 4,4 dolar jelang rilis risalah pertemuan Federal Reserve
Kamis, 7 April 2022 5:22
Harga emas jatuh 6,5 dolar tertekan prospek kebijakan moneter agresif Fed
Rabu, 6 April 2022 5:36