Wamena (ANTARA) - Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan mengimbau warga 40 distrik untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
Ketua LMA Kabupaten Jayawijaya Herman Doga di Wamena, Selasa, mengatakan masyarakat tetap melakukan aktivitas seperti biasa karena Kota Wamena merupakan honai besar bagi masyarakat Papua Pegunungan.
“Wamena ini kita punya rumah, orang gunung (Papua Pegunungan) punya honai umum, sehingga konflik jangan terjadi di sini,” katanya.
Menurut dia, Kota Wamena merupakan tempat pengungsian sehingga kalau terjadi kekacauan masyarakat mau ke mana lagi. “Contohnya ada terjadi kekacauan di tujuh kabupaten lain di Papua Pegunungan, maka mereka harus masuk ke honai. Dan di dalam honai tidak boleh ada konflik karena ini tempat terhormat orang gunung,” ujarnya.
Dia menjelaskan honai ini jangan dibikin rusak, tetapi harus dijaga bersama-sama oleh seluruh komponen masyarakat di dalamnya.
“Kami juga minta kepada anak-anak kita di luar sana untuk menghormati orang tua yang sedang menjaga dusun. Anak-anak harus dengar apa yang orang tua sampaikan,” katanya.
Dia menambahkan bahwa honai besar Kota Wamena ini harus dijaga dengan baik, sehingga semua orang baik itu orang Papua Pegunungan, orang Papua lain serta orang Nusantara dapat bersama-sama hidup berdampingan di sini.
“Honai ini tempat bermusyawarah, dan pengungsi masuk ke sini itu tidak boleh diganggu, dan itu merupakan budaya turun-temurun. Artinya, orang yang hidup di Kota Wamena itu harus dilindungi dan dijaga karena mereka ada di dalam honai besar, tempat Istimewa bagi orang gunung,” ujarnya.
Dia meminta kepada pemuda-pemudi Papua Pegunungan untuk dapat menjadi pelindung bagi seluruh manusia yang hidup di Kota Wamena.
“Kami harap anak-anak untuk dapat menjaga kami orang-orang tua. Kami orang tua ini tidak memihak ke sana atau ke sini, tetapi berada di tengah-tengah untuk dapat menyelamatkan manusia di honai besar,” katanya.