Ini juga mematahkan anggapan beberapa orang bahwa fintech adalah pesaing bank
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memperkuat kerja sama dengan PT Investree Radhika Jaya (Investree) dalam penyaluran pendanaan untuk pinjaman melalui platform teknologi finansial (tekfin).

Kolaborasi antara tekfin dan perbankan itu merupakan kelanjutan dari penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Penyaluran Pendanaan untuk Pinjaman melalui Platform Investree yang sudah dilakukan kedua instansi tersebut pada Agustus 2018 oleh Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi dan Direktur Ritel dan Menengah BRI Supari.

Dalam kerja sama fase kedua itu, BRI berkomitmen untuk melakukan penambahan angka penyaluran kredit sebesar Rp200 miliar.

Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi dalam siaran pers di Jakarta, Selasa, mengatakan pembaruan kerja sama itu menjadi tonggak penting bagi keberlangsungan bisnis mereka sekaligus membawa semangat baru untuk terus menghadirkan kecepatan dan kemudahan dalam mengakses pinjaman kepada para pelaku UKM di Tanah Air serta memperkuat ekosistem ekonomi digital yang sudah ada.

"Hal ini membuktikan bahwa institusi perbankan sebesar BRI menaruh kepercayaan yang besar kepada Investree sebagai pionir marketplace lending. Selain itu, ini juga mematahkan anggapan beberapa orang bahwa fintech adalah pesaing bank. Justru fintech ada untuk melengkapi fungsi perbankan terutama dalam memenuhi permintaan masyarakat terhadap akses pinjaman yang fleksibel," ungkapnya.

Bentuk kolaborasi integrasi yang dilakukan oleh Investree dan BRI memudahkan BRI sebagai pemberi pinjaman institusi dalam mendanai pinjaman-pinjaman yang diajukan oleh borrower (peminjam) Investree yang mayoritas adalah UKM dari berbagai bidang usaha di platform tersebut.

Hal itu diklaim sangat membantu pelaku UKM atau badan usaha yang belum memenuhi persyaratan perbankan dalam memperoleh pinjaman.

Adrian mengklaim kolaborasi dengan perbankan itu akan semakin mengokohkan posisi Investree sebagai pelopor B2B marketplace lending yang berfokus pada pemberdayaan UKM di lingkup lokal dan regional, sejalan dengan semangat ekspansi yang dibawa oleh Investree menuju negara-negara lain di Asia Tenggara.

Ia optimistis kolaborasi itu akan memberikan banyak manfaat terutama dalam menjangkau pelaku-pelaku UKM yang masih belum bisa terlayani oleh bank untuk akses pembiayaan.

"Selain berkomitmen untuk terus menggali potensi kerja sama lain dengan BRI sebagai bank beraset terbesar di Indonesia, kami juga membuka pintu kerja sama yang sebesar-besarnya untuk bank-bank lain yang ingin ikut andil dalam upaya memajukan UKM dan mencapai cita-cita besar inklusi keuangan," tutup Adrian.

Investree mengklaim sebagai satu-satunya perusahaan fintech lending yang telah mendapatkan Izin Usaha Perusahaan Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dua jenis usaha yaitu konvensional dan syariah.

Sebagai marketplace lending, perusahaan itu menyediakan situs layanan interfacing sebagai penghubung pihak yang memberikan pinjaman (lender) dan pihak yang membutuhkan pinjaman (borrower) meliputi pendanaan dari individu, organisasi, maupun badan hukum kepada individu atau badan hukum tertentu.

Baca juga: BRI gandeng Satkomindo luncurkan satelit baru pada 2023
Baca juga: BRI targetkan komposisi kredit UMKM capai 80 persen pada 2022
Baca juga: Investree pertemukan peminjam dan pemberi pinjaman secara online

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019