Beijing (ANTARA News) - Pemerintah China mengatakan, pihaknya meninjau ulang 13 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di wilayah baratdaya pasca-gempa, meskipun diharapkan tidak terjadi perubahan besar. "Kami akan meninjau ulang program ini dengan melihat kondisi geologi dan dampak lingkungan setelah terjadi gempa. Tapi kami melihat tidak ada rencana perubahan besar," kata Liu Ning, seorang kepala di Kementrian Sumber Daya Air, seperti dikutip Beijing Daily, di Beijing, Senin. Wilayah baratdaya, termasuk provinsi Sicuan mengalami kerusakan parah saat gempa 12 Mei lalu, yang merupakan lokasi PLTA China. Pasokan PLTA di China merupakan kebutuhan listrik sepersepuluh di China. Akibat gempa tersebut dua pekan lalu, mengakibatkan 27 stasiun dari 29 stasiun pembangkit alami kerusakan sepanjang Sungai Min dan menghentikan 4,4 gigawats pasokan listrik. Pemerintah China telah dengan cepat melakukan perbaikan terutama untuk mengatasi kehilangan pasokan listrik, termasuk pembangkit listrik di Zipingpu di sungai Min, dengan mengoperasikan empat generator. Wakil PM Li Keqiang, akhir pekan lalu, meminta agar dilakukan sejumlah upaya untuk mengoptimalkan pasokan listrik di wilayah bencana. Ia mengatakan berbagai upaya selama ini telah dilakukan dengan baik di wilayah bencana dan mampu memenuhi kebetuhan listrik dan pasokan batu bara. "Langkah itu dilakukan untuk menjamin pasokan listrik sebagai salah satu kondisi mendesak untuk mendukung keberhasilan kelancaran bantuan dan stabilitas ekonomi tahun ini," kata Li. Menurutnya, pemerintah di satu sisi harus melanjutkan upaya pencaharian dan bantuan, dan di sisi lain harus mendorong pertumbuhan kemasyarakatan dan ekonomi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008