bertambahnya musim panas ini merupakan hasil analisis BMKG
Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan musim kemarau di Babel diprediksi bertambah 10 hingga 30 hari, sehingga potensi kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan akan semakin tinggi di daerah itu.

"Hasil analisis, BMKG menyebutkan musim kemarau di Bangka Belitung akan semakin panjang atau bertambah hingga 30 hari," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kepulauan Babel, Aswind di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan, analisis BMKG Pangkalpinang sebelumnya musim kemarau di Bangka Belitung berakhir Oktober 2019 dan rilis terbaru BMKG musim kemarau berakhir November tahun ini.

"Kita belum mengetahui secara pasti musim kemarau tahun lebih panjang, namun demikian ini bertambahnya musim panas ini merupakan hasil analisis BMKG," ujarnya.

Oleh karena itu, diimbau masyarakat tidak lagi membakar hutan dan lahan guna menimalisir karhutla di daerah ini.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk menghemat penggunaan air bersih untuk mengantisipasi kekeringan yang lebih panjang.

"Saat ini beberapa daerah sudah mengalami krisis air bersih, karena sumur dan sumber-sumber penampungan air lainnya sudah mengering," katanya.

Menurut dia dalam mengatasi krisis air ini, tim satgas telah menyiagakan tujuh unit mobil tanki berkapasitas 5.000 liter air.

"Kita bersama TNI/Polri dan instansi terkait lainnya telah mendistribusikan air bersih untuk kebutuhan mandi, cuci dan kebutuhan lainnya ke beberapa titik daerah yang sudah mengalami krisis air bersih," katanya.

Baca juga: PDAM Bangka minta izin PT Timah manfaatkan air bersih Parit Tujuh
Baca juga: Seluruh warga Bangka Tengah-Babel ditargetkan dapat layanan air bersih

Baca juga: Hadapi kemarau, Pemkab Bangka sarankan petani tanam palawija

 

Pewarta: Aprionis
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019