Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pengusaha Rusia yang tergabung dalam Asosiasi untuk Kedaulatan Teknologi (Association for Exports of Technological Sovereignty/ASSETS) menjajaki peluang kerja sama mengembangkan teknologi siber di Indonesia lewat lokakarya yang diadakan di Jakarta, Selasa.

Menurut Kepala ASSETS Andrey Bezrukoz yang ditemui di sela-sela acara, keamanan siber merupakan sektor yang penting jadi perhatian karena ancaman dunia maya (cyber threats) dapat merongrong kedaulatan suatu negara.

"Dalam pertemuan ini, kami menawarkan dua bidang kerja sama. Pertama, keamanan siber karena Rusia punya teknologi cukup maju dalam pengembangan bidang tersebut. Apalagi, saat ini ancaman siber jadi perhatian seluruh pihak," kata Bezrukoz yang juga merupakan ketua delegasi enam perusahaan Rusia.

Baca juga: Rusia janjikan dukungan pembangunan infrastruktur Ibu Kota baru RI

Bezrukoz menjelaskan keamanan siber saat ini telah menjadi kebutuhan nyaris seluruh perusahaan di berbagai sektor bisnis, mulai dari jasa, perbankan, manufaktur, komunikasi dan informasi, eksplorasi minyak dan gas, hingga pemerintahan.
 
Kepala Association for Exports of Technological Sovereignty/ASSETS, Andrey Bezrukoz (kanan), berbicara dengan peserta lokakarya bertajuk "Exports of Technological Sovereignty" di Jakarta, Selasa (10/9/2019). ANTARA/Genta Tenri Mawangi


"Bidang kerja sama kedua yang kami tawarkan juga teknologi pemerintahan pintar, E-Government atau Smart Government. Rusia punya teknologi maju dalam tata kelola pemerintahan yang telah menggunakan IoT (Internet of Things)," kata dia.

Menurut Bezrukoz, ibu kota Rusia, Moskow, merupakan satu dari sedikit kota di dunia yang telah menggunakan teknologi pemerintahan pintar.

"Teknologi pemerintahan pintar ini tidak hanya mengatur tata kelola administrasi, lalu lintas kendaraan, tetapi juga arus informasi dan komunikasi, serta bidang lainnya," tambah dia.

Baca juga: Google bantah tuduhan Rusia soal iklan politik

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja mengatakan pertemuan itu jadi ajang pengusaha dan praktisi asal Indonesia untuk memahami perkembangan teknologi siber, khususnya bidang keamanan siber yang telah dibangun Rusia.

ICSF merupakan lembaga non-pemerintah yang bergerak di bidang pemberdayaan teknologi, keamanan, sekaligus pemberdayaan sumber daya manusia bidang siber.

"Saat ini, Rusia merupakan satu dari tiga negara yang maju pengembangan teknologi sibernya di dunia. Dua lainnya, Amerika Serikat dan China," kata Ardi.

Baca juga: Pakar sebut lima hal dalam perkuat keamanan Siber

Rusia Siapkan Investasi Maritim di Indonesia

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019