Gunung Kidul (ANTARA) - Komando Distrik Militer 0730 Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama warga Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, menormalisasi sumber air bawah tanah dan disalurkam ke masyarakat dengan sistem ramah lingkungan tenaga matahari dan sistem gravitasi.

​​​​​​Komandan Kodim letkol inf Noppy Laksana Armyanto di Gunung Kidul, Senin, mengatakan, pihaknya mendengar informasi mengenai masyarakat harus berjalan beberapa kilometer untuk mengambil air bersih di Umbul Suren, Dusun Sureng.

Baca juga: Waspadai krisis air di Bali

"Warga harus melewati perbukitan untuk bisa mengambil air bersih. Untuk itu, kami berinisiatif menormalisasi sumber air bawah tanah yang akan dialirkan kepada warga dengan sistem ramah lingkungan tenaga matahari dan sistem gravitasi," kata Noppy.

Ia mengatakan tahap pertama kami bergotong royong bersama warga membersihkan bak penampungan. Setelah bak yang berada di sekitar umbul suren dibersihkan, lalu air disedot menggunakan pompa air yang menggunakan tenaga surya.

Air dialirkan melalui pipa ke atas sebuah bukit dan ditampung ke sebuah bak. Nantinya air air akan disalurkan ke rumah warga di dua dusun yakni Suren 1 dan 2.

"Air disalurkan ke dua dusun menggunakan sistem gravitasi. Selain ramah lingkungan juga hemat biaya," katanya.

Noppy berharap dengan dibangunnya instalasi air bersih diharapkan mampu mengatasi kesulitan warga dalam pengadaan air bersih, dan tidak perlu lagi berjalan ke perbukitan.

"Semoga semakin mudahnya masyarakat mengakses air bersih bisa meningkatkan kesehatan masyarakat, dan juga biaya," katanya.

Sementara itu, Kepala Dusun Sureng Sukatman mengatakan selama ini warga harus membeli air dari tangki swasta Rp120 ribu hingga Rp 50 ribu. Setelah adanya bantuan ini, warga berharap tidak usah membeli air dari tangki swasta.

"Harapannya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara maksimal," katanya.

Baca juga: Air bawah tanah Kota Bogor dalam kondisi kritis

Pewarta: Sutarmi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019