Palu (ANTARA) - Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Sentana, Sulawesi Tengah menggandeng Kementerian Agama melaksanakan yoga massal untuk merefleksi kembali jiwa dan pikiran dalam rangka memperingati setahun bencana gempa, tsunami dan likuifaksi yang menimpa Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong  28 September 2018.

STAH Dharma Sentana dan Kemenag melibatkan hypnoterapy, GMH KG Suatmayasa yang akan memandu langsung yoga massal untuk memberikan terapi kepada masyarakat khususnya umat Hindu.

"STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah dengan Kementerian Agama RI melalui Ditjen Bimas Hindu melaksanakan serangkaian kegiatan dalam rangka refleksi satu tahun bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi. Kegiatan itu antara lain yoga massal," ucap Ketua Panitia Pelaksana Yoga Massal, I Ketut Suparta, di Palu, Selasa.

Suparta mengatakan kegiatan yoga massal akan melibatkan seluruh mahasiswa STAH Dharma Sentana dan masyarakat serta pemerintah dan pihak kementerian agama di Sulawesi Tengah untuk bersama-sama dalam kegiatan tersebut.

Selain yoga bersama, kata dia, STAH Dharma Sentana bersama Kemenag menggelar seminar nasional untuk peningkatan sumber daya manusia khususnya pemeluk agama Hindu, untuk cepat bangkit setelah tertimpa bencana tersebut.

Seminar nasional di gelar pada 28 September 2019, mengangkat tema yoga dalam perspektif sains, spiritualitas, teologi, dan Bhagavad Gitapihak oleh STAH Dharma Sentana juga melibatkan tokoh-tokoh agama Hindu.

Umat Hindu, menjadi salah satu komponen terdampak bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong. Karena itu, dibutuhkan pendampingan dari sisi pembinaan mental dan sumber daya manusia, dalam rangka percepatan pemulihan pascabencana.

Baca juga: Setahun bencana Sulteng - Pemkot Palu bangun ketahanan ekonomi korban

Kegiatan seminar nasional akan dilaksanakan di salah satu hotel di Palu, melibatkan beberapa narasumber, seperti Sanjay Kumar Coudhary, I Ketut Donder, dan I Ketut Nantra.

STAH Dharma Sentana juga menggelar sarasehan yang melibatkan langsung Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Prof I Ketut Widnya,
Direktur Pendidikan Tinggi Bimas Hindu Kemenag RI, Budha dan Kasubdit Pendidikan Tinggi Bimas Hindu Kemenag RI, I Nyoman Witana, serta Ketua STAH Dharma Sentana Gede Merthawan.

Sarasehan itu mengangkat tema "peran Direktorat Pendidikan Tinggi dan PTKH dalam peningkatan SDM Hindu pascabencana menuju Sulteng Bangkit," kata Suparta.

Suparta mengemukakan, kegiatan sosial juga dilaksanakan oleh STAH Dharma Sentana yakni donor darah menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) Palu pada tanggal 29 September 2019 di Lapangan Sapta Marga Faqih Rashid, melibatkan mahasiswa perguruan tinggi itu.

"Kontribusi nyata yang dapat kami berikan sebagai salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian pada masyarakat," kata dia.

Ia menambahkan, untuk memeriahkan kegiatan, juga dilaksanakan pentas seni yang disertai pemberian doorprize berbagai hadiah menarik untuk peserta kegiatan.

Baca juga: Setahun bencana Sulteng, perhotelan di Palu mulai bangkit
Baca juga: Setahun bencana Sulteng - Gereja-gereja se-Kota Palu gelar doa bersama

 

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019