Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berharap para perupa muda dapat meniru semangat Basoeki Abdullah dalam berkarya.

"Untuk mencapai apa yang diperoleh Basoeki tentu bukan hal mudah, kegigihannya dalam dunia seni dapat mengharumkan nama bangsa," katan Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sri Hartini saat pembukaan Pameran Re-Mitologisasi di Museum Basoeki Abdullah, Rabu. .

Untuk mendekatkan para perupa muda dengan Basoeki Abdullah, maka Museum Basoeki Abdullah pun menggelar ajang tiga tahunan yaitu Basoeki Abdullah Art Award.

Dia mengatakan kegiatan tersebut salah satu cara agar para perupa muda mengenal karya dan semangat sang maestro.Dalam ajang tersebut, para seniman muda akan mengasah keterampilannya untuk meneruskan semangat Basoeki Abdullah.

Baca juga: Museum Basoeki Abdullah akan pamerkan 40 karya perupa muda terpilih

"Melalui karya Basoeki Abdullah saya kira banyak sekali hal-hal yang dapat digali untuk mengembangkan seni budaya Indonesia," kata Sri.

Tahun ini adalah kali ketiga Museum Basoeki Abdullah menggelar penghargaan tersebut. Tema-tema yang dipilih setiap masanya juga berbeda-beda.

Tahun ini ada 263 karya yang turut andil dalam kompetisi tersebut, di mana telah dipilih 40 karya sebagai nominasi dan lima karya sebagai terbaik.

Lima karya terbaik antara lain "Relief Satir" karua Galih Reza Suseno, "Wanita, Busana dan Adunan" karya Dyan Condro, "Strong Worlf" karya Ajar Ardianto, "Refuse to Forget" karya Yanuar Okhsan Pamuji dan "The Appropriation of Basuki Abdullah's Nyai Loro Kidul" karya Alfiah Rahdini.

Ke-40 karya yang terpilih kini dipamerkan di Museum Basoeki Abdullah mulai 25 September sampai 25 Oktober 2019.

Sri Hartini mengatakan, untuk memperluas wadah berekspresi seniman muda, pihaknya pun berencana akan menggelar acara tersebut satu tahun sekali.

Baca juga: Museum Basoeki Abdullah gelar lomba seni se-Asia Tenggara
Baca juga: Karya Basoeki Abdullah banyak terinspirasi dari mitologi




 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019