santri tidak hanya dituntut untuk mengaji, menghafal, dan mengajar kitab kuning tapi juga mengikuti perkembangan zaman
Jombang (ANTARA) - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Aizzudin Abdurrahman (Gus Aiz) dalam momentum menjelang Hari Santri Nasional (HSN) 2019 mengingatkan para santri agar dapat percaya diri dengan segala tantangan di depan.

"Peran saat ini santri luar biasa apalagi setelah disahkannya Undang-Undang Pesantren. Santri harus lebih percaya diri dan meningkatkan kapasitasnya bukan hanya sebagai santri tapi sebagai apapun," kata Gus Aiz saat berbincang dengan wartawan di Pondok Pesantren Denanyar di Jombang, Kamis.

Cucu pendiri NU Hasyim Asyari itu hadir di Ponpes Denanyar sebagai bagian dari delegasi pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, termasuk Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siroj yang silaturahim ke beberapa pesantren di Jombang sekaligus ziarah ke tokoh-tokoh NU menjelang peringatan HSN 2019.

Gus Aiz mengatakan santri pada masa kini dapat berperan di berbagai bidang dan terbukti saat ini kalangan pesantren dapat menjadi ekonom, politikus, intelek, pengusaha, dan sebagainya.

Baca juga: Said: Beruntung Gus Dur tidak hidup di era medsos

UU Pesantren, kata dia, kini menjadi payung hukum bagi pemerintah untuk memajukan ponpes. Maka dari itu, harus disambut dengan baik, terlebih tantangan santri makin kompleks di tengah perkembangan teknologi yang dinamis.

"Kualitas-kualitas itu harus ditingkatkan menjadi lebih baik lagi karena ketika kita semua memahami tantangan ke depan di era perkembangan teknologi yang demikian luar biasa, santri tidak hanya dituntut untuk mengaji, menghafal, dan mengajar kitab kuning tapi juga mengikuti perkembangan zaman," katanya.

Santri, kata dia, harus dapat mewarnai bahkan menjadi salah satu faktor penting agar perkembangan saat ini tidak menjadi mudarat atau kerusakan akan tetapi sebagai manfaat bagi kemanusiaan.

Dalam perannya pada era masa kini, Gus Aiz mengingatkan identitas santri harus tetap mempertahankan ciri khasnya sebagai seorang yang dapat menempatkan nasionalisme dan agama dalam satu tarikan napas.

"Identitas santri harus ada dan agar tetap dijaga karena itu pendidikan karakter santri yang sesungguhnya," kata dia.

Baca juga: PBNU instruksikan ziarah kubur sambut Hari Santri
Baca juga: PBNU ziarah ke Jombang sambut Hari Santri Nasional

 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019