Semarang (ANTARA) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat mendukung berbagai upaya pengembangan olahraga beladiri hapkido di Tanah Air agar semakin populer dan dikenal masyarakat.

"Bentuk dukungan yang kami berikan antara lain, mendukung kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pengurus hapkido, baik di tingkat pusat maupun daerah," kata Wakil Ketua Umum KONI Pusat Chris John usai membuka Kejuaraan Nasional IV Hapkido Indonesia 2019 yang berlangsung di Convention Hall UTC Semarang, Sabtu.

Menurut dia, dengan banyak digelarnya kegiatan maupun kejuaraan olahraga asal Korea ini, prestasi atlet-atlet hapkido juga akan meningkat.

Baca juga: 285 atlet siap bertanding di Kejurnas IV Hapkido

Mantan petinju yang dijuluki "Sang Naga" ini menilai perkembangan olahraga hapkido yang secara resmi telah terdaftar sebagai anggota KONI pada April 2019 itu sudah cukup baik berdasarkan kepengurusan yang sudah ada di beberapa provinsi.

"Meski termasuk olahraga baru di Indonesia, hapkido potensial menjadi cabang beladiri yang dipertandingkan di PON dan SEA Games," ujarnya.

Sementara itu, Kejurnas IV Hapkido Indonesia 2019 diikuti 285 atlet dari 23 provinsi yang akan bertanding pada lima kategori, yaitu dae ryun (bertarung), hyung (jurus), nak bop (teknik jatuhan dan lompatan), hoshinsul (peragaan teknik hapkido), dan mugisul (jurus dengan senjata).

Ke-23 provinsi yang berpartisipasi dalam Kejurnas IV Hapkido Indonesia adalah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat.

Kemudian, Bengkulu, Bali, Sulawesi Tengah, Kalimatan Barat, Kalimantan Timur, Riau, Sumatera Utara, Aceh, Kalimantan Selatan, Maluku, Sumatera Barat, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua.

Ketua Umum Pengurus Pusat Hapkido Indonesia (PPHI) GBPH Prabukusumo mengucapkan terima kasih kepada pengurus hapkido dari berbagai daerah yang mengirimkan atlet-atlet terbaiknya untuk mengikuti Kejurnas IV Hapkido Indonesia 2019.

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019