Simon harus diganti. Permainan timnas tidak ada bentuk sama sekali
Jakarta (ANTARA) - Selalu kalah di empat laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, termasuk dalam tiga pertandingan kandang, membuat masa depan Simon McMenemy sebagai pelatih tim nasional Indonesia dipertanyakan.

Banyak suporter timnas Indonesia yang tidak menginginkan lagi pria berkewarganegaraan Skotlandia itu di skuat berjuluk Garuda.

Bahkan, ratusan dari mereka sempat berunjuk rasa di sekitar Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, usai Indonesia ditaklukkan Vietnam dengan skor 1-3 pada 15 Oktober 2019.

Di dunia maya, para warganet juga menyuarakan hal serupa. Akan tetapi, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) masih bergeming.

Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria hanya menyebut bahwa kinerja juru taktik yang membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 Indonesia 2017 tersebut sudah dilaporkan ke komite eksekutif (exco) PSSI.

Baca juga: Ratu Tisha akui sudah laporkan evaluasi kinerja McMenemy

Catatan Simon bersama tim nasional Indonesia memang tidak terlalu cemerlang. Dari 12 pertandingan bersama timnas yang dilaluinya sejak dikontrak Januari 2019, skuat Garuda kalah lima kali, seri satu kali dan menang enam kali.

Sekilas torehan kemenangan itu terlihat bagus. Akan tetapi, semuanya itu didapatkan dalam pertandingan menghadapi tim yang secara kualitas di bawah Indonesia yaitu Perth Glory, State League 2 All-Stars, Persika, Bhayangkara FC, Myanmar dan Vanuatu.

Sementara kekalahan diderita Indonesia dalam laga-laga penting yaitu pertandingan persahabatan FIFA (takluk 4-1 dari Yordania) dan empat selanjutnya terjadi di Kualifikasi Piala Dunia 2022 yaitu dari Malaysia, Thailand, Uni Emirat Arab serta Vietnam.

Baca juga: Simon rasakan tekanan di timnas Indonesia sejak setujui kontrak

Satu-satunya hasil imbang terjadi kala menghadapi Bali United dengan skor 1-1.

“Simon harus diganti. Permainan timnas tidak ada bentuk sama sekali. Malah lebih enak menonton permainan timnas U-16 dan U-19 atau U-23,” ujar pemain timnas Indonesia era 2000-an Gendut Doni.


Selanjutnya Luis Milla dan Rahmad Darmawan

 

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019