Surabaya (ANTARA) - Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya menjelaskan adanya miskomunikasi saat agenda kunjungan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali ke Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) di Kota Surabaya, Jatim, Minggu (3/11).

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya, Edi Santoso, di Surabaya, Senin, mengatakan pihaknya tidak menerima informasi perihal kunjungan Menpora ke GBT.

"Saya siang itu posisi baru pulang dari Nganjuk. Setelah sampai di Surabaya, saya cek ponsel, baru tahu banyak sekali panggilan tak terjawab. Ternyata itu terkait kunjungan menteri," katanya.

Baca juga: Menpora tak bisa masuk GBT karena pintu terkunci

Edi menjelaskan kondisi GBT jika tidak sedang digunakan memang dikunci. Hal itu sudah merupakan standar pengamanan di GBT. Apalagi, lanjut dia, GBT akan digunakan sebagai salah satu stadion penyelenggara Piala Dunia U-20 sehingga pengamanan harus ditingkatkan.

Setelah itu, Edi juga melakukan pengecekan ternyata juga tidak ada surat pemberitahuan yang masuk ke Dispora Surabaya perihal rencana kunjungan Menpora.

Menurutnya, Pemkot Surabaya sangat terbuka jika ada pejabat negara yang ingin berkunjung ke GBT. Bahkan, Edi memastikan bahwa kedatangan setiap pejabat negara ke GBT pasti akan didampingi tentu ada koordinasi yang jelas.

"PSSI saja buktinya selalu kami dampingi selama proses peninjauan lapangan, karena sudah ada koordinasi yang jelas," ujarnya.

Hal sama juga dikatakan Kabag Humas Pemerintah Kota Surabaya Febriadhitya Prajatara. Menurut Febri, tidak ada informasi yang diterima Pemkot Surabaya jika Menpora akan berkunjung ke GBT.

Justru, ia baru tahu Menpora sudah berada di GBT dari awak media. "Saya mendampingi Ibu Wali Kota Surabaya sepanjang siang hari. Sama sekali tidak ada informasi mengenai kunjungan Menpora. Tiba-tiba ada wartawan yang telepon saya menginformasikan bahwa Menpora sudah di GBT," ujarnya.

Baca juga: DPRD akan panggil Kadispora setelah Menpora gagal masuk GBT

Febri menegaskan, dari segi keprotokolan, tentu Pemkot Surabaya akan menyambut dan mendampingi kalau ada pejabat negara yang berkunjung, apalagi selevel menteri. "SOP di kami pasti didampingi, hanya saja sama sekali tidak ada informasi mengenai hal itu," ujarnya.

Febri berharap, ke depan komunikasi bisa lebih baik dan hal serupa tidak terulang lagi. "Kami selalu terbuka dan siap berkoordinasi dengan semua pihak," ujarnya.

Menpora Zainuddin Amali sebelumnya diketahui tidak bisa memasuki Stadion GBT saat inspeksi karena pintu stadion ini terkunci. Menpora yang datang menggunakan kendaraan RI-49 disambut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jatim Soepratomo dan Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung di lobi luar depan stadion.

Disinggung koordinasi dengan Pemkot Surabaya selaku pengelola stadion, Menpora mengaku Kadispora Jatim Soepratomo sudah mencoba menghubungi Kadispora Surabaya Afghani Wardhana, tapi gagal. Kendati demikian, menteri yang akrab disapa ZA ini tak kecewa tidak bisa masuk stadion.

Stadion GBT menjadi satu dari 10 stadion yang menjadi calon venue Piala Dunia U-20 pada 2021. Selain GBT, sembilan stadion lainnya adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta, Stadion Pakansari di Kabupaten Bogor dan Stadion Manahan di Solo.

Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, Stadion Mandala Krida di Yogyakarta, Stadion Jakabaring di Palembang, Stadion Wibawa Mukti di Cikarang Timur, Stadion Patriot Candrabhaga di Bekasi, serta Stadion Si Jalak Harupat di Bandung.

Baca juga: Menpora berharap Jatim masuk venue Piala Dunia U-20

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019