Diabetes disebut silent killer karena banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya menderita diabetes
Jakarta (ANTARA) - Konsultan Metabolik Endokrin Dr. dr. Fatimah Eliana mengajak masyarakat untuk mengenali gejala diabetes untuk dapat segera melakukan upaya pengendalian dan pengobatan penyakit tersebut.

"Masyarakat harus sadar beberapa gejala diabetes karena terkadang tidak disadari," katanya dalam acara Gerakan Lawan Diabetes, yang diadakan untuk memperingati Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada setiap 14 November, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan bahwa diabetes merupakan silent killer atau induk dari berbagai penyakit degeneratif seperti stroke, hipertensi, jantung koroner dan disfungsi ereksi.

Baca juga: IDAI: 90 persen anak penderita diabetes perlu insulin seumur hidup

Baca juga: Guru besar : olahraga 150 menit dapat cegah diabetes melitus tipe 2


"Diabetes disebut silent killer karena banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya menderita diabetes," ujarnya.

Untuk dapat melakukan upaya pengendalian, masyarakat perlu mengetahui terlebih dahulu gejala-gejala munculnya penyakit tersebut.

Gejala-gejala tersebut antara lain adalah sering muncul rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil terutama pada malam hari, sering merasa ngantuk, sering merasa lapar dan lemas.

Apabila seseorang menemukan salah satu dari gejala tersebut, maka orang tersebut diimbau untuk segera memeriksa gula darahnya untuk melihat apakah orang itu memiliki tingkat gula darah tinggi atau tidak.

Seseorang berisiko terkena diabetes apabila tingkat gula darahnya mencapai di atas 300 mg/dL.

Dr. Eliana lebih lanjut mengatakan bahwa diagnosis dan penanganan cepat menjadi titik awal untuk hidup sehat bagi seseorang yang telah didiagnosis terkena diabetes.

"Semakin lama diabetesnya terdiagnosis dan diobati, akibatnya akan lebih buruk bagi penyandang diabetes," katanya.

Teknologi dasar seperti pemeriksaan gula darah umumnya telah tersedia di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia.

Jika sudah terdeteksi, maka seseorang perlu langsung mendikusikan pola perawatan yang tepat dengan dokter sehingga semakin kecil kerusakan akibat risiko diabetes.

"Mengontrol diabetes adalah komitmen harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan, karena dengan melakukan pengontrolan dan penanganan diabetes yang tepat dapat menghindari komplikasi akibat diabetes," katanya.

Baca juga: Jam berapa penyandang diabetes sebaiknya makan malam?

Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019