Lamongan, Jatim (ANTARA) - Gol di menit akhir babak kedua 90+2 yang dilesakkan M Zaenuri menyelamatkan Persela Lamongan dari hasil seri melawan Perseru Badak Lampung FC (PBLFC) di Stadion Surajaya, Kabupaten Lamongan, Jatim, Rabu.

Gol itu sekaligus membawa angin segar bagi tim berjuluk "Laskar Joko Tingkir", karena dengan perolehan tiga poin, membuat Persela bisa bernafas untuk terus menapaki keluar dari zona degradasi klasemen sementara Liga I.

Pada pertandingan yang sempat dihentikan akibat penonton merangsek ke tengah lapangan tersebut, kedua tim bermain cukup agresif, dan sama-sama berusaha mencetak kemenangan untuk bisa menambah poin dan naik ke peringkat tengah klasemen sementara.

Baca juga: Persela lawan Perseru dihentikan karena penonton masuk lapangan

Sejak kick off dimulai, agresivitas permainan Persela lebih terlihat dibanding Perseru, hal itu wajar karena anak asuh Nil Maizar tersebut bermain dengan dukungan "LA Mania" (sebutan suporter Persela) dan memaksa meraih hasil kemenangan.

Serangan demi serangan dilancarkan oleh Alex Dos Santos dan kawan-kawan, namun hingga pertandingan babak pertama berakhir, skor kaca mata untuk kedua tim bertahan.

Memasuki babak kedua, Perseru mencoba keluar dari tekanan tuan rumah dengan menggunakan pola serangan balik, dan beberapa kali sempat membahayakan gawang Persela, namun masih belum mampu membuahkan gol.

Memasuki menit ke-69 Persela kembali menekan, kali ini melalui serangan Malik Rizaldi yang kemudian dilanggar pemain belakang Perseru di kotak terlarang dan membuahkan tendangan penalti.

Baca juga: Hindari degradasi, Persela upayakan empat kemenangan kandang tersisa

Eksekusi penalti yang dilakukan Alex dos Santos gagal, karena masih bisa ditepis kiper PBLFC Daryono. Melihat hasil yang masih seri ini membuat LA Mania cemas, karena khawatir tidak mampu mengambil tiga angka di kandang sendiri.

Kecemasan LA Mania ini sebenarnya sudah terlihat sejak awal laga. Mereka memasang spanduk yang berisi tulisan kekecewaan terhadap manajemen Persela yang tidak bisa mengangkat prestasi tim.

Akibatnya, tim kebanggaan warga Kabupaten Lamongan itu terancam degradasi, karena di beberapa laga terakhir tidak pernah meraih hasil positif yang mengangkat posisi tim dari zona degradasi di klasemen sementara.

Baca juga: Nilmaizar soroti komunikasi-koordinasi pertahanan Persela

Puncak kekecewaan terjadi ketika Alex Dos Santos gagal menyelesaikan eksekusi penalti, akibatnya beberapa oknum suporter melakukan pembakaran di tribun penonton dan tiba-tiba merangsek ke lapangan sambil membawa tulisan sindiran terhadap manajemen Persela Lamongan.

Pertandingan pun sempat dihentikan wasit yang memimpin, yakni Dodi Setiawan Purnama asal Bandung pada menit 75 selama hampir 10 menit, karena adanya penonton masuk ke stadion.

Setelah adanya jaminan keamanan dan negosiasi antartim, akhirnya pertandingan pun dilanjutkan, dan jelang laga usai di menit 90+2 gawang Perseru jebol oleh M.Zaenuri yang memanfaatkan tendangan sudut, dan skor berubah menjadi 1-0 untuk Persela.

Hingga akhir laga kemenangan Persela masih bertahan, dan membuat tim kebanggaan warga Lamongan ini kini berada di posisi 15 dengan raihan 28 poin, sedangkan Perseru di posisi 16 dengan raihan 27 poin klasemen sementara Liga I.

Pelatih Persela, Nil Maizar sangat mengapresiasi perjuangan pemain tanpa kenal lelah, meski pertandingan sempat terhenti, dan tidak menyalahkan kegagalan penalti sebelumnya, karena tekanan permainan memang sangat tinggi.

"Soal penalti tidak masuk, saya tidak menyalahkan Alex, sebab suasananya tegang. Sehingga, bola tak masuk. Tapi bukan kesalahan Alex, sebab pemain tidak ingin kalah," katanya.

Pelatih Perseru, Milan Petrovic mengaku sangat kecewa dengan wasit karena tidak adil dan membuat keputusan kontroversi.

Ia mengatakan pertandingan kedua tim sangat bagus dan berlangsung sangat mencekam dengan adanya kericuhan.

"Yang pasti saya kecewa dengan kepemimpinan wasit yang sangat kontroversial. Soal penalti tidak ada masalah tapi setelah itu ada kericuhan yang membuat semuanya berubah sampai pertandingan dihentikan," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019