Saya juga meminta kepada Kemenkeu agar pasar dalam negeri dilindungi dari produk impor terutama lewat e-commerce
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan pihaknya sedang menyiapkan strategi khusus sebagai upaya perluasan pasar produk UKM sektor riil unggulan.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada acara Forum Koordinasi Peningkatan Peran KSP/KSPPS dalam Pembiayaan UMKM, di Jakarta, Kamis mengatakan perluasan pasar yang dimaksud terutama dikhususkan untuk produk unggulan berorientasi ekspor dan subsitusi impor.

"Produk unggulan tersebut harus menggunakan bahan baku lokal seperti perikanan dan home decor. Contohnya perikanan budidaya dengan komoditas rumput laut, dihasilkan oleh pelaku usaha skala UKM namun memiliki nilai ekspor yang sangat tinggi," kata Teten Masduki.

Begitu juga halnya produk furnitur yang menggunakan bahan baku lokal dengan sentra produksi antara lain di Boyolali, Solo, dan Yogyakarta.

"Produk UKM yang menggunakan bahan baku impor sulit untuk mampu bersaing," tegasnya.

Ia mengatakan produk UKM juga bisa masuk dalam global value chain melalui kemitraan antara usaha besar dengan UKM, salah satunya masuk melalui trading house.

Untuk memperluas akses pasar dalam negeri Teten juga menyampaikan agar belanja pemerintah fokus pada produk UKM.

"Saya menyampaikan hal ini secara khusus pada rapat kabinet agar belanja pemerintah memprioritaskan produk UKM. Saya juga meminta kepada Kemenkeu agar pasar dalam negeri dilindungi dari produk impor terutama lewat e-commerce," katanya.

Ia mengungkapkan secara umum produk UKM tidak didesain untuk bersaing dengan produk usaha besar dan impor. Impor ritel lewat e-commerce semakin besar. Jika produk UKM tidak disiapkan dan ditingkatkan daya saingnya akan tergilas oleh impor.

Teten mengatakan peningkatan daya saing dapat dicapai salah satunya melalui pembiayaan. Saat ini pelaku UKM perlu pembiayaan lebih masif. Ia mengharapkan kerja sama KSP/KSPPS menjadi mitra strategis untuk pembiayaan bagi pelaku UKM.

KSP/KSPPS dan USP/USPPS Koperasi sampai dengan November 2019 terdapat 20.852 unit KSP/KSPPS atau 15,09 persen dan 51.081 Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi atau 38,98 persen dari jumlah koperasi nasional (138.140 unit), serta diantaranya 4.648 KSPPS/USPPS Koperasi.

Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati dalam acara tersebut mengatakan pembiayaan UMi melalui KSP/KSPPS bersinergi dengan PIP/BLU Kementerian Keuangan dan PT. BAV sebagai penyalur ultra mikro.

Realisasi pembiayaan UMi sampai November 2019, 36 unit melalui KSP/USP dan KSPPS/USPPS Koperasi, di 10 Provinsi/DI dengan nilai Rp1,1 triliun dan disalurkan kepada 315.690 anggota.

Sementara itu, realisasi pendayagunaan wakaf uang melalui KSPPS/USPPS Koperasi sampai dengan November 2019 sebanyak 154 KSPPS/USPPS Koperasi (sebagai nazhir wakaf) di 11 Provinsi/DI dengan nilai penghimpunan Rp28,5 miliar.


Baca juga: Kemenkop perkuat peran koperasi bagi pembiayaan UMKM
Baca juga: UMKM harus terintegrasi "Global Value Chain", kata Menkop Teten
Baca juga: Teten siapkan lima program strategis naikkan kelas koperasi dan UMKM

 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019