Sebagai tahap awal nilainya mungkin jangan besar-besar dulu
Jakarta (ANTARA) - Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) menginisiasi kerja sama jasa konsultasi bidang teknik (enginering) tingkat negara-negara ASEAN yang tergabung dalam Federation of ASEAN Consulting Engineers (FACE).

Gagasan Inkindo ini disampaikan dalam pertemuan dua tahunan FACE yang berakhir di Jakarta, Selasa, dengan berbagai kesepakatan terkait kebijakan konsultasi bidang teknik di negara-negara ASEAN.

"Sebagai tahap awal kami menyelaraskan kebijakan di masing-masing negara untuk jasa konsultasi bidang teknik. Sebagai acuan dapat menggunakan sistem di Indonesia dan Singapura," kata Ketua Dewan Pengurus Nasional INKINDO, Peter Frans.

Peter mengatakan seperti mengenai tarif jasa konsultasi ternyata baru beberapa negara ASEAN yang menerapkan standar minimum billing rate sehingga butuh penyesuaian-penyesuaian kalau kerja sama ini diwujudkan.

Kerja sama ini segera diwujudkan di tahun 2020 untuk proyek-proyek pemerintah dan swasta (public private partnership/ PPP) dengan membentuk perusahaan bersama untuk menggarapnya.

"Sebagai tahap awal nilainya mungkin jangan besar-besar dulu. Untuk menyesuaikan kemampuan masing-masing perusahaan jasa konsultasi yang akan ikut," jelas Peter.

Sedangkan mengenai alasan pemilihan proyek PPP untuk kerja sama ini, Peter menjelaskan karena sebagian besar dibiayai Bank Dunia yang memiliki standar sama untuk proses tender jasa konsultasi sehingga untuk penerapannya tidak akan sulit.

Terkait dengan kerja sama ini, Presiden FACE yang baru terpilih, Nguyen Thi Duyen mengatakan kesiapannya untuk mendukung program kerja sama ini termasuk menyelaraskan kebijakan jasa konsultasi masing-masing negara.

Duyen asal Vietnam ini menjelaskan salah satu program untuk 2020 terkait kerja sama ini adalah mengajak tiga negara ASEAN yakni Brunei, Laos, dan Myanmar untuk bergabung di dalam FACE.

"Kami akan memberikan dukungan dibidang legal serta memfasilitasi kebutuhan perusahaan konsultasi di masing-masing negara untuk mengikuti proyek-proyek di negara-negara ASEAN," kata Duyen.

Duyen mengatakan sejak didirikan tahun 1995, FACE telah beranggotakan 245 organisasi dari tujuh negara ASEAN, diharapkan ke depannya jumlah itu akan ditingkatkan lagi dengan bergabungnya tiga negara ASEAN.

Dalam pertemuan itu, Peter juga bertukar pikiran dengan delegasi dari Malaysia dan Myanmar terkait rencana pemindahan ibu kota negara.

"Malaysia dan Myanmar punya pengalaman memindahkan ibu kota negara, kami coba pelajari agar nantinya dapat disampaikan ke pemerintah karena Inkindo juga dilibatkan dalam rencana pemindahan ini," tutup Peter.

Baca juga: Inkindo hadirkan I-Bridge mudahkan cari tenaga ahli
Baca juga: Soal pemindahan ibu kota negara, Inkindo imbau pemerintah tekan biaya

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019