Kerusakan paling parah dan banyak terjadi di Dusun Berawantangi
Jembrana (ANTARA) - Belasan rumah warga Desa Tukadaya, Kabupaten Jembrana, Bali, rusak akibat diterjang angin puting beliung yang melanda wilayah tersebut, Kamis (12/12) petang.

"Ada dua dusun yang terdampak angin kencang tersebut. Kerusakan paling parah dan banyak terjadi di Dusun Berawantangi," kata Kepala Desa atau Perbekel Tukadaya Made Budi Utama, Jumat.

Ia mengatakan, di dusun itu tercatat sebelas bangunan mengalami kerusakan, sedangkan di Dusun Sarikuning Tulungagung satu rumah rusak.

Baca juga: Angin Puting Beliung landa dua kecamatan di Sumenep

Rata-rata rumah warga rusak pada bagian atapnya, dengan kerusakan paling parah terjadi pada rumah I Ketut Sunika yang selain atap rumah dan dapur, temboknya juga jebol akibat kerasnya terjangan angin.

Untuk sementara, keluarga yang mengalami kerugian sekitar Rp20 juta ini mengungsi ke kandang kerbau dengan atap terpal.

"Angin kencang datang tiba-tiba bergemuruh seperti ombak. Kami sekeluarga berlarian keluar rumah, sementara angin membuat atap rumah dan dapur kami berantakan," kata Sayu Putu Luwih, isteri Sunika.

Selain Sunika, angin kencang juga merusak rumah milik I Made Sutama, Gede Sumberdana, Ketut Sindra, Ketut Sarka Alnaya, Putu Widiantara, Made Somayasa, Gusti Kade Swarda, Ketut Naya, Made Rina dan Putu Wartana.

Untuk menolong warga, aparat desa bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, Polres Jembrana dan Polsek Melaya menurunkan personelnya ke lokasi bencana.

Kepala BPBD Jembrana Ketut Eko Susilo mengatakan, berbagai institusi itu melakukan gotong-royong membantu warga membersihkan puing-puing, serta memberikan bantuan terpal untuk berteduh sementara.

"Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Kami mengimbau warga waspada, karena bencana alam termasuk angin kencang bisa terjadi kala memasuki musim penghujan," katanya.

Baca juga: Gubernur NTB serahkan bantuan warga terdampak puting beliung Dompu

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Gembong Ismadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019