kami ingin mendapatkan pola distribusi di setiap wilayah provinsi. Kami juga ingin mendapatkan pola utama di level nasional
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mencatat rantai atau pola utama distribusi perdagangan komoditas beras yang terpanjang terjadi di DKI Jakarta pada 2018.

“Pola utama distribusi perdagangan beras Indonesia melalui produsen, ke distributor, lalu pedagang grosir, kemudian pedagang eceran, dan konsumen akhir. Sedangkan, potensi pola terpanjang terjadi di DKI Jakarta,” kata Suhariyanto di Jakarta, Kamis.

Potensi pola terpanjang distribusi perdagangan komoditas beras yang terbentuk di wilayah DKI Jakarta adalah melalui jalur luar provinsi, lalu pedagang grosir, pedagang eceran, dan konsumen akhir dengan Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) 28,02 persen.

Adapun total MPP beras nasional pada 2018 sebesar 20,83 persen, atau turun jika dibandingkan 2017 sebesar 25,35 persen.

“Ini merupakan hal yang baik dan akan menguntungkan konsumen,” ujarnya.

MPP menggambarkan selisih antara nilai penjualan dengan nilai pembelian yang mengikutsertakan biaya pengangkutan.

Dengan total MPP beras 20,83 persen, artinya kenaikan harga beras dari tingkat produsen atau penggilingan padi sampai ke konsumen akhir sebesar 20,83 persen.

Diketahui, BPS mencatat data pola distribusi perdagangan komoditas strategis pada satu tahun sekali untuk mendapatkan gambaran mengenai rangkaian jalur perpindahan komoditas dari produsen ke konsumen per provinsi di Indonesia.

“Tujuan kami ingin mendapatkan pola distribusi di setiap wilayah provinsi. Kami juga ingin mendapatkan pola utama di level nasional, sekaligus ingin mendapatkan MPP,” ujar Suhariyanto.

Dengan demikian, data yang diperoleh akan menjadi referensi untuk pengambilan kebijakan ke depan.

 

Baca juga: Kemendag tekankan pentingnya pendataan kebutuhan beras
Baca juga: Rantai perdagangan beras Sumsel terpajang di indonesia
Baca juga: BPS: Alur distribusi beras DKI terpanjang

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020