Jakarta (ANTARA) - “Saya tertantang untuk memberi empati untuk kuntilanak. Semoga kita makin sayang sama kuntilanak,” kata aktris Asmara Abigail dalam konferensi pers film “Mangkujiwo”, di Jakarta, Jumat.

Kuntilanak adalah peran terbaru untuk Asmara Abigail yang belakangan ini sering terlibat dalam film horor, termasuk “Perempuan Tanah Jahanam”, “Sekte” dan “Pengabdi Setan”.

Asmara berperan sebagai Kanthi, perempuan biasa yang kemudian menjadi kuntilanak, dalam film horor “Mangkujiwo” arahan sutradara Azhari Kinoi Lubis.

Aktris 27 tahun ini berpendapat daya tarik “Mangkujiwo” ada pada cerita yang mengambil sudut pandang baru mengenai kuntilanak.

Alih-alih menceritakan “gangguan” yang dirasakan manusia akibat kuntilanak, “Mangkujiwo” menceritakan sosok manusia sebelum menjelma jadi kuntilanak.

Baca juga: Tujuh film horor Indonesia yang banyak dibicarakan sepanjang 2019

Cerita tentang hantu kuntilanak telah terdengar dari generasi ke generasi di Tanah Air, diasosiasikan dengan makhluk halus yang berasal dari perempuan yang meninggal saat sedang melahirkan anak.

“Mangkujiwo” mengusung genre horror-thriller mengenai awal mula lahirnya kuntilanak. Perempuan malang itu merupakan korban perseteruan Brotoseno (Sudjiwo Tedjo) dan Cokrokusumo (Roy Marten) dalam memperebutkan pengaruh dan kekuasaan atas Loji Pusaka.

Baca juga: "Kuntilanak 2" film horor pertama yang raih 1,7 juta penonton di 2019

Perebutan itu membuat Brotoseno terpaksa melepas jabatannya karena difitnah oleh Cokrokusumo. Broto merencanakan balas dendam melalui bayi yang dikandung Kanthi (Asmara Abigail), hasil hubungan gelap dengan Cokrokusumo.

Kanthi hidup menderita. Dia dipasung karena difitnah sebagai perempuan yang mengandung anak setan.

“Mangkujiwo” dibintangi juga oleh Yasamin Jasem, Karina Suwandi, Djenar Maesa Ayu, Septian Dwi Cahyo dan Samuel Rizal. Film ini akan tayang mulai 30 Januari 2020.

Baca juga: Kata Asmara Abigail, ragam warna kulit makin diterima di perfilman

Baca juga: Asmara Abigail pernah jadi korban perundungan karena warna kulit

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020