Timika (ANTARA) - Sebanyak 420 personel Brimob Polda Lampung dan Polda Daerah Istimewah Yogyakarta bergabung dalam Satuan Tugas Amole untuk pengamanan obyek vital PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, Papua periode pertama 2020.

Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw di Timika, Sabtu, mengatakan para personel Brimob Polda Lampung dan DIY itu akan menggantikan personel Brimob Polda Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Barat dan Riau yang telah selesai melaksanakan tugas.

Baca juga: Kendaraan melintasi jalan tambang Freeport agar gunakan anti peluru

Baca juga: Situasi kamtibmas di wilayah operasional PT.Freeport relatif aman

Baca juga: Kapolda: KKB pimpinan JB tembaki konvoi bus PT. Freeport di Mile 53


Masa waktu penugasan personel Brimob dalam Satgas Amole yaitu selama empat hingga lima bulan.

"Di 2020 ini hadir kembali Satgas Amole pertama yang dikoordinir oleh Kombes Donny. Personel Satgas Amole ini berasal dari dari Brimob Polda Lampung dan Polda DIY. Mereka akan mengamankan PT Freeport Indonesia untuk beberapa bulan ke depan," kata Irjen Paulus.

Sehubungan dengan itu, pada Jumat (24/1) malam, Kapolda Papua menemui para perwira baik para komandan peleton, komandan kompi maupun komandan Satgas Amole untuk memberikan pengarahan terkait pengamanan di area PT Freeport dari berbagai macam potensi gangguannya, termasuk gangguan penembakan yang sering dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB.

Hadir juga dalam pertemuan itu seluruh perwira yang bertugas di jajaran Polres Mimika, para Kapolsek dan perwira yang bertugas di Batalyon B Brimob Polda Papua di Timika.

Kapolda berharap personel kepolisian di wilayah Polres Mimika dan Batalyon B Brimob Polda Papua di Timika dapat bersinergi secara baik dengan personel Satgas Amole terutama dalam hal mengantisipasi berbagai potensi gangguan di area pertambangan PT Freeport.

Pada Senin (13/1) lalu sempat terjadi teror penembakan terhadap konvoi kendaraan PT Freeport Indonesia yang menyasar dua bus karyawan bertempat di Mile 53.

Pelaku penembakan terhadap bus bernomor lambung 140487 dan 140419 itu diduga kuat merupakan KKB kelompok Kali Kopi pimpinan Joni Botak.

Tidak ada korban luka maupun meninggal dalam insiden itu.

Menyikapi kasus itu, pihak kepolisian menginstruksikan seluruh kendaraan yang melintasi ruas jalan tambang PT Freeport Indonesia yang menghubungkan Timika menuju Tembagapura wajib menggunakan fasilitas anti peluru atau armor untuk meminimalisasi korban.

"Pascakejadian itu, kami langsung berkoordinasi dengan pihak manajemen PT Freeport terkait dengan informasi intelijen yang ada. Salah satunya yaitu penggunaan mobil armor. Penggunaan kendaraan-kendaraan armor itu untuk lebih membuat aman warga terutama karyawan maupun aparat agar menghindari korban jiwa," kata Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata.

Kapolres menyebut teror penembakan itu semata-mata untuk memberi pesan bahwa KKB masih ada sehingga aparat maupun karyawan PT Freeport harus selalu waspada dan meningkatkan pengamanan sesuai dengan standar operasi prosedur/SOP.

Di beberapa lokasi yang rawan penembakan oleh KKB di sepanjang ruas jalan tambang Freeport dari Timika ke Tembagapura itu nantinya akan dipasang perimeter-perimeter untuk menghalangi upaya KKB terus menebar teror penembakan.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020