Bogor (ANTARA) - Tjitjih Sukarsih (65) berserta tiga anak dan seorang cucunya, warga Kampung Pulo Geulis RT 01/RW 04 Kelurahan Babakan Pasar Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, mengalami luka dan lebam akibat atap rumah yang mereka tempati runtuh pada Selasa dini hari.

Dari informasi yang dihimpun, Tjitjih Sukarsih (65) mengalami luka di bagian dahi serta kaki kanan terkilir.

Lia Robiatul Awalia (25 ) mengalami luka lebam pada tangan kanan dan pelipis kanan bengkak. SSedangkan Dinul Rachman (25) mengalami luka lebam di punggung dan tangan kiri lecet.

Kemudian, Nur Cahyani (21) mengalami luka di pelipis dekat mata kiri serta seorang bayi  Kenan Rafasya (40 hari) mengalami luka di dahi serta di bagian tubuh lainnya.

Para korban dibawa ke Puskesmas Babakan Pasar untuk mendapatkan pengobatan. Sedangkan Kenan Rafasya yang mengalami luka lebih berat, di kepala, dada dan kaki, dirujuk ke Rumah Sakit Vania di Kota Bogor pada Selasa pagi.

Baca juga: Pemkab Nganjuk segera benahi atap SD yang runtuh
Baca juga: Atap kelas SD 2 Cijolang di Garut runtuh


Tjitjih bersama ketiga anaknya serta seorang cucunya mengalami luka-luka karena saat sedang tertidur lelap di dalam rumahnya pada Selasa dini hari, sekitar pukul 01.40 WIB, atap rumah yang mereka tempati runtuh.

"Iya, kami sedang tidur di dalam rumah, tiba-tiba atap rumah ambruk. Kami tidak sempat melarikan diri," kata Tjitjih Sukarsih, di dekat lokasi rumahnya yang ambruk.

Tjitjih mengakui, rumah miliknya sudah lama, yakni sejak puluhan tahun belum direnovasi. Kini kondisi rumahnya sudah tidak layak huni.

Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor yang mendapat laporan adanya atap rumah runtuh, kemudian menuju ke lokasi tempat tinggal Tjitjih Sukarsih di Kampung Pulo Geulis RT 01/RW 04 Kelurahan Babakan Pasar.

Kepala BPBD Kota Bogor, Priyatna Syamsah, mengatakan, lima orang penghuni rumah yang ambruk, saat itu sedang tertidur di ruang tengah dan tidak sempat menghindar. "Pada saat kejadian, cuaca cerah, tidak turun hujan dan tidak ada angin kencang," katanya. 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020