Kalau merujuk virus SARS yang terjadi pada awal 2000-an, mereka bisa menyetop selama enam bulan. Paling tidak setahun setelah itu orang akan lupa lagi
Yogyakarta (ANTARA) - Peneliti Institute of International Studies (IIS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Indrawan Jatmika mengatakan Indonesia perlu mencari alternatif pasar pariwisata selain China untuk meminimalisasi dampak perekonomian akibat wabah Virus Corona jenis baru (2019-nCoV).

"Karena terjadinya Virus Corona ini ya mau tidak mau Indonesia harus mencari pasar lain," kata Indrawan di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu.

Di sektor industri pariwisata, menurut dia, Indonesia sangat mengharapkan turis dari China. Namun demikian, untuk saat ini hal itu tidak lagi bisa menjadi sandaran karena pergerakan manusia antarnegara, khususnya dari dan ke China akan dibatasi.

"Industri pariwisata ini memang menjadi industri yang paling terdampak karena pergerakan manusia sangat dibatasi supaya virus tidak semakin berkembang," kata dia.

Selain aspek pariwisata, menurut dia, Indonesia juga perlu mencari subtitusi produk yang selama ini dihasilkan oleh China dan kini terhambat akibat virus yang diduga muncul pertama kali di daerah Wuhan itu.

Baca juga: 30 persen bahan baku dari China, Menperin siapkan subtitusi impor

Menurut Indrawan, kondisi tersebut akan berdampak terhadap perekonomian hingga persoalan virus itu berakhir.

"Kalau merujuk virus SARS yang terjadi pada awal 2000-an, mereka bisa menyetop selama enam bulan. Paling tidak setahun setelah itu orang akan lupa lagi," kata dia.

Baca juga: Pengusaha akui dampak virus corona terhadap pariwisata dan perdagangan

Ia menambahkan dalam perspektif ilmu Hubungan Internasional (HI) interdependensi atau saling ketergantungan antarnegara adalah kunci.

"Ketika ketergantungan itu memang sangat tinggi, terutama China, sebagai negara produsen dunia serta pemain global, maka mau tidak mau orang akan kembali lagi karena sama-sama saling membutuhkan," kata Indrawan.

Baca juga: Peneliti: Indonesia perlu diversifikasi pasar impor bawang putih

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020