Jakarta (ANTARA) - Pemerintah akan memperkuat kapasitas petugas medis dan laboratorium di daerah dalam mendeteksi infeksi virus corona menyusul penyebaran virus corona baru (2019-nCov), yang telah menimbulkan wabah di sebagian wilayah China dan menyebar ke sejumlah negara.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan akan menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas petugas medis dan petugas laboratorium di daerah.

Pelatihan tersebut, ia melanjutkan, antara lain mencakup prosedur pengambilan sampel untuk uji usap atau swab tenggorokan dan menjaga kualitas sampel.

"Supaya di daerah juga bisa mendiagnosis bukan cuma di Litbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) Kemenkes di Jakarta," katanya.

Kementerian Kesehatan, menurut dia, juga akan mengadakan lokakarya bagi perwakilan dari 100 rumah sakit yang ditunjuk menangani kasus infeksi virus corona dan tiga rumah sakit rujukan nasional.

Wiendra mengatakan bahwa sampai saat ini pengujian sampel untuk mendeteksi infeksi virus baru masih mengandalkan laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta.

"Setelah pelatihan tentu akan ada pendampingan tetapi saya yakin mereka bisa meningkatkan kemampuan," katanya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), per 5 Februari 2020 ada 24.554 kasus penyakit pernafasan akut akibat infeksi virus corona baru yang dikonfirmasi dan 24.363 di antaranya dilaporkan di China.

China melaporkan 24.363 kasus infeksi virus corona dan 491 di antaranya mengakibatkan kematian. Di luar China, 191 kasus infeksi virus corona dilaporkan di 24 negara dan satu di antaranya berakibat kematian.

Baca juga:
Lembaga Eijkman pastikan kemampuan deteksi virus corona di Indonesia
Kemenkes: Indonesia punya kemampuan deteksi virus corona

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020