Jakarta (ANTARA) - PT East West Seed Indonesia (Ewindo) akan mendampingi santri menekuni agribisnis yang akan dilaksanakan melalui Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN) di Kabupaten Serang, Banten.

"Pelatihan yang  masih dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) ini mendapat dukungan Pemerintah Kerajaan Belanda melalui Kedubes di Indonesia yang selama ini memang telah banyak berkerja sama dengan pesantren di Indonesia," kata Managing Director PT Ewindo, Glenn Pardede di Jakarta, Kamis.

Kegiatan ini, jelas Glenn akan melibatkan 7883 santri dari berbagai wilayah di Indonesia untuk berpraktik langsung bertani sayuran di demplot seluas dua hektare yang dibangun di Tanara.

Baca juga: 1,1 juta hektare lahan Perhutani di Jatim bisa dimanfaatkan santri

"Kami akan mendirikan Center of Excellence di bidang hortikultura dengan harapan setelah memiliki keahlian dapat ditularkan di daerah masing-masing," kata Glenn.

Menurut Glenn para santri dilatih mulai dari bercocok tanam berbagai jenis sayur, pengolahan, pengemasan, sampai dengan pemasaran tujuannya mereka dapat menjadi wirausaha di bidang pertanian saat kembali di daerah.

"Seperti diketahui dalam mewujudkan swasembada pangan Indonesia lebih banyak lagi membutuhkan petani-petani profesional. Sementara pengetahuan petani di Indonesia sejauh ini hanya bercocok tanam padi, padahal usai panen lahan yang dimiliki masih dapat ditanami berbagai jenis sayuran," kata Glenn.

Glenn mengatakan pelatih bagi santri nasional ini di antaranya para petani sayur yang sukses di Tangerang.

Baca juga: 850 kelompok santri tani millenial bakal dilatih ternak ayam

"Sebagai tahap awal bercocok tanam sayuran daun yang mudah dulu, setelah ahli baru diajarkan bertanam cabai, melon, jagung manis, cabai rawit, dan bawang merah yang potensi pasarnya besar," jelas Glenn.

Glenn mengatakan kerja sama dengan Koperasi Mitra Santri Nasional ini berlangsung selama tiga tahun dengan opsi setelah itu dapat diperpanjang kembali. Sedangkan untuk praktik di lapangan sendiri hanya membutuhkan waktu dua bulan, untuk selanjutnya akan bergiliran dengan santri lainnya.

"Untuk angkatan pertama ini diharapkan dalam waktu dua bulan sudah bisa panen raya serta diharapkan dapat dihadiri Wapres dan pejabat pemerintahan," kata Glenn.

Sedangkan Sekretaris Jenderal KMSN, Wawan Purwandi mengatakan hadirnya demplot di sekitar lingkungan Pesantren diharapkan dapat menjadi stimulan untuk menjadi kurikulum atau observasi bagi para santri.

Selain itu adanya demplot ini juga diharapkan dapat menumbuhkan motivasi bagi santri dan memberikan opsi pasca lulus pesantren agar dapat menjadi pengusaha berbasis pertanian.

Wawan juga mengatakan bahwa saat ini peran pemerintah melalui berbagai lembaganya sering kali tidak sinergi di lapangan sehingga pelaksanaannya tidak bisa berjalan optimal. Oleh karena itu pemerintah harus mendengarkan kebutuhan riil dan juga kebutuhan ekonomi petani.

Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan agribisnis ini adalah profesional/praktisi tani berpengalaman yang memiliki peran untuk mendidik santri sekaligus mendampingi teknik dan cara bercocok tanam langsung di lapang. Selain itu santri juga dilibatkan dalam pelatihan dan juga dibekali kemampuan agregator sehingga mampu mengembangkan ekosistem agribisnis yang baik meliputi pihak market, perusahaan, off taker, pemerintah, dan juga masyarakat yang secara khususnya adalah petani.

Harapan dari adanya kerjasama ini adalah para santri mampu mandiri untuk bertanam sayuran tidak lebih dari 1 tahun karena kegiatan pertanian ini bersifat praktik sehingga santri mampu menyerap ilmu tidak hanya dari dalam pesantren, namun juga dari pendidikan esktra, yaitu pelatihan pertanian ini.

Terkait peran Kedubes Belanda dalam kerja sama ini, Agriculture Advisor Kedubes Belanda, Ana Saleh mengatakan kerja sama dengan KMSN melibatkan PT East West Seed Indonesia (Ewindo).

Pertanian hortikultura yg dibangun Ini diharapkan akan menjadi ‘centre of excellence’ untuk pengembangan pertanian Hortikultura di Indonesia yang melibatkan pesantren-pesantren dan masyarakat sekitar pesantren.

"Jadi diharapkan dapat menginspirasi santri-santri dan pesantren-pesantren lain mitra KMSN beserta masyarakat sekitarnya untuk menggalakkan pembanguan pertanian hortikultura lewat inisiatif ini," ujar Ana.

Lingkup kerja sama meliputi upstream dan downstream yaitu seluruh value chain mulai dari pengolahan lahan, penanaman, dan akses pasar.

Ewindo membantu memberikan pelatihan Good Agriculture Practices (GAP) untuk pertanian yang berkelanjutan dan membantu mencari akses pasar potensial untuk menyerap hasil panen.

Kontribusi pemerintah Belanda adalah memfasilitasi inisiatif dari KMSN yang bermaksud melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui santri/pesantren di sektor pertanian hortikultura.

Kerja sama ini murni B2B dan pemerintah Belanda mendukung pelibatan swasta dalam pemberdayaan masyarakat dan membangun entrepreneurship di masyarakat melalui kerja sama seperti ini.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020