Magelang (ANTARA) - Ribuan noda permen karet menempel di bantuan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akibat ulah dari para pengunjung yang tidak bertanggung jawab.

"Sampai sekarang di seluruh area Candi Borobudur ada sekitar 3.000 noda permen karet yang secara berangsur-angsur kita hilangkan," kata Koordinator Pokja Pengamanan Balai Konservasi Borobudur, Hary Setyawan, di Magelang, Kamis.

Ia menjelaskan khususnya di stupa teras ataupun stupa induk atau lantai 7,8,9, dan lantai 10, jika dilihat secara detail pada lantai atau stupa akan ada noda putih-putih bulat. Itu adalah noda permen karet.

"Perbuatan yang merusak estetika tersebut dilakukan pengunjung yang susah kita kontrol, karena tidak mungkin setiap orang masuk diminta membuka mulutnya untuk diperiksa ada permen karet atau tidak," katanya.

Ia mengatakan petugas yang berjaga di lapangan mungkin bisa mengendalikan tetapi banyak yang sulit terdeteksi.

Baca juga: Ada kerusakan, kunjungan ke Candi Borobudur dibatasi sampai lantai 8

Baca juga: Tangga Candi Borobudur akan dilapisi kayu

Baca juga: Ruwat Rawat Borobudur penghargaan situs warisan budaya dunia


Hary menyampaikan noda permen karet tidak bisa langsung dihilangkan, disikat dengan air tidak akan hilang karena noda itu mungkin sudah terjadi bertahun-tahun.

Ia menuturkan permen karet itu memang tidak seperti permen biasa yang keras itu bisa diambil, sedangkan permen karet itu susah diambil dari tempat melekatnya dan untuk membersihkannya mau tidak mau harus menggunakan pelarut dari bahan kimia.

"Secara mekanik itu sangat susah, disikat dengan air susah sekali dan membutuhkan waktu yang lama, padahal kalau terlalu lama menyikat malah batunya rusak atau aus. Metode menghilangkannya harus hati-hati sekali supaya tidak merusak batunya termasuk jika menggunakan pelarut bahan kimia," katanya. *

Baca juga: BOB targetkan bangun 1.200 kamar hotel di Menoreh

Baca juga: Tour de Rembang 2020 buka pesta bersepeda Jateng

Baca juga: Tour de Rembang 2020 buka pesta bersepeda Jateng

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020