Jakarta (ANTARA) - Raja Sapta Oktohari mengaku siap melepas posisi Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) meski cukup berat mengingat dirinya sudah cukup lama berkecimpung di induk organisasi balap sepeda Indonesia itu.

Pernyataan tersebut disampaikan pada Rakernas NOC Indonesia di Jakarta, Senin. Pria yang akrab dipanggil Okto ini mengemban tugas ganda. Selain menjadi Ketum PB ISSI juga menjadi Ketua Umum NOC Indonesia yang tugasnya jauh lebih berat.

"Terus terang saya berat untuk melepas (Ketum PB ISSI), tapi ada tugas yang lebih besar (Ketum NOC Indonesia)," kata Okto saat menjawab pertanyaan dari perwakilan PB ISSI.

Raja Sapta Oktohari merupakan Ketua Umum PB ISSI periode 2015-2019 dan jabatannya diperpanjang melalui Musyawarah Nasional (Munas) PB ISSI XVIII di Manson Pine Bumi Parahyangan Bandung, Jawa Barat 26-28 Juli 2019 karena hanya menjadi calon tunggal.

Namun, pada 9 Oktober 2019 mendapatkan tantangan yang lebih besar menjadi Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) yang sebelumnya dikendalikan oleh Erick Thohir. Sejak saat itu Okto merangkap jabatan.

Posisi rangkap jabatan ini memang sempat diusik oleh beberapa pihak karena tidak diperbolehkan oleh aturan yang ada. Dan pada Rakernas NOC Indonesia 2020 jawaban soal rangkap jabatan terjawab.

Sebelumnya perwakilan PB ISSI Beni Subagya dalam Rakernas NOC Indonesia meminta kepada Raja Sapta Oktohari tetap menjadi Ketum PB ISSI hingga pelaksanaan Munaslub induk organisasi balap sepeda Indonesia itu berlangsung atau satu tahun kepemimpinannya pada periode kedua.

Baca juga: NOC Indonesia ajak induk organisasi olahraga jemput Olimpiade 2032

"Harapan kami Pak Okto tetap bersama kami hingga satu tahun ke depan atau hingga pemilihan ketua umum baru dilakukan," kata Wakil Ketua Umum PB ISSI Beni Subagya.

Pernyataan Beni ternyata langsung ditanggapi oleh PB Persatuan Modern Pentathlon Indonesia (PMPI) Anthony Charles Sunarjo. Menurut dia, apa yang diharapkan oleh PB ISSI harus tetap sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Untuk memberi persetujuan seharusnya 30 hari sebelumnya sudah ada pengajuan dari NOC kepada anggota. Bukan langsung di Rakernas. Bisa saja saat ini tetap berjalan dan baru diputuskan pada Rakernas tahun depan," katanya.

Pernyataan Anthony dipertegas oleh mantan Sekjen KOI Timbul Thomas Lubis. Menurut dia, keputusan tersebut bisa saja dipercepat. Hanya saja tetap berpangku pada mekanisme yang salah satunya melalui Rakernas Luar Biasa dalam waktu 30 hari kedepan.

Masukan dari dua perwakilan tersebut ternyata langsung disetujui oleh Raja Sapta Oktohari. Pria yang juga promotor tinju profesional itu akan kembali membahas hal tersebut pada Rakernas Luar Biasa NOC Indonesia sesuai dengan mekanisme yang ada.

Baca juga: PB ISSI datangkan super konsultan untuk persiapan Olimpiade 2032
Baca juga: PB ISSI fokus siapkan atlet muda untuk Olimpiade 2032


Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020