jangan sampai Batam lumpuh karena tidak ada air
Batam (ANTARA) - PT Adhya Tirta Batam, perusahaan penyedia air bersih, menyatakan, Kota Batam Kepulauan Riau terancam krisis air baku, seiring semakin berkurangnya sumber air di Waduk Duriangkang.

Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus, Rabu, menyatakan kondisi waduk Duriangkang saat ini merupakan yang terburuk sejak waduk tersebut beroperasi. Sehingga Batam semakin dekat dengan ancaman krisis air baku.

Saat ini, kebutuhan air bersih di Kota Batam dipenuhi 5 waduk milik pemerintah, di antaranya Waduk Duriangkang, Mukakuning, Sei Harapan, Sei Ladi dan Nongsa.

Baca juga: Ketersediaan air bersih Batam terus berkurang
Baca juga: Pengusaha keluhkan listrik dan air di Batam


Waduk Duriangkang menopang 80 persen kebutuhan masyarakat Kota Batam, atau 228.900 pelanggan.

Namun, waduk utama itu telah menyusut hingga level -3,14 meter di bawah bangunan pelimpah.

Padahal jika air menyentuh level -3,4 meter di bawah banguna pelimpah, maka IPA Tanjung Piayu dan pompa intake yang menyalurkan air dari waduk Duriangkang ke IPA Muka Kuning akan berhenti beroperasi.

Sementara bila air menyentuh level -5,0 meter, maka seluruh IPA Duriangkang dengan kapasitas 2.200 liter juga akan berhenti beroperasi.

Ia menyatakan, saat ini, level air di waduk mengalami penurunan sebesar 2 cm setiap hari, secara konsisten.

"Mari sama-sama berharap agar pemerintah sebagai pemilik waduk memiliki langkah antisipatif jangka pendek dan jangka panjang. Jangan sampai Batam lumpuh karena tidak ada air," kata Maria.

Baca juga: Presiden: Waduk Sei Gong selesai pertengahan 2018
Baca juga: Presiden minta pembangunan Waduk Sei Gong dipercepat


ATB, lanjut dia, terus berupaya memberikan layanan terbaik di tengah keterbatasan sumber air baku.

ATB berupaya melakukan efisiensi dalam pengelolaan air selama bertahun-tahun agar masyarakat Batam bisa menikmati air bersih hingga hari ini.

Satu di antaranya yaitu menekan angka kebocoran air. Angka kebocoran air ATB hanya 15 persen yang merupakan tingkat kebocoran terendah se-Indonesia.

Namun, menurut dia, efisiensi yang dilakukan ATB tidak akan cukup jika Batam tak kunjung mencari solusi untuk mengatasi masalah ketersediaan air baku.

"Setidaknya, ada dua hal penting yang harus menjadi perhatian. Yakni, menjaga Daerah Tangkapan Air (DTA) di waduk-waduk yang telah ada, dan menambah cadangan sumber air baku baru," kata dia.

Baca juga: Batam bangun waduk antisipasi kesulitan air
Baca juga: Kota Tanjungpinang-Kepri alami krisis air, sebut PDAM

 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020