TOKYO--(Antara/BUSINESS WIRE)-- Tekstil dan pakaian1 merupakan industri pola dasar melalui negara-negara anggota ASEAN yang mencapai industrialisasi dan integrasi ke dalam ekonomi global, Berdasarkan Global Value Chains in ASEAN: Textiles and Clothing (https://www.asean.or.jp/en/centre-wide-info/gvc_database_paper14/) yang dipublikasikan oleh ASEAN-Japan Centre.

Untuk melihat rilis pers multimedia selengkapnya, klik di sini: https://www.businesswire.com/news/home/20200331005288/en/
 
Sangat penting untuk mengenali variasi intra-industri yang signifikan dalam hal atribut teknologi dan intensitas faktor. Untuk ASEAN, yang paling giat adalah pakaian, yang sering menjadi eksportir utama, menghasilkan pekerjaan yang signifikan. Kamboja, Indonesia, Myanmar dan Vietnam merupakan pengekspor utama pakaian. Tekstil, sebaliknya, memainkan peran yang kurang menonjol dalam struktur ekspor keseluruhannya dikarenakan intensitas teknologi dan modal mereka.

Dalam industri pakaian, negara-negara ASEAN yang pemasukannya lebih rendah cenderung berspesialisasi dalam aktivitas padat karya seperti operasi memotong, membuat, dan memangkas. Sebaliknya. proses pengetahuan intensif seperti desain dan pemasaran terkonsentrasi di negara ekonomi yang lebih maju.

Pada tahun 2017, nilai domestik ditambahkan pada ekspor tekstil, pakaian, dan kulit (TCL) di ASEAN sekitar $51 miliyar, atau 68 persen dari total ekspor, yang menjadi bagian dari PDB ASEAN, ketika nilai asing ditambahkan merupakan sisa saldo sekitar $ 24 miliar, atau 32 persen.

Peningkatan proses dan produk terjadi terutama melalui transfer teknologi dari perusahaan utama (pembeli) di rantai nilai global. Bagaimanapun juga, peningkatan fungsional biasanya tercapai melalui pasar lokal dan regional.

Kegagalan untuk menyadari peningkatan fungsional akan meninggalkan perusahaan di industri ini tanpa opsi selain menerapkan strategi "berlomba ke bawah". Di level makro, kegagalan ini di antara akar penyebabnya "jebakan berpenghasilan menengah" Pasar regional setempat merupakan kunci untuk mencegah hasil ini dan untuk mencapai pengembangan industri berkelanjutan.

Kebijakan untuk mempromosikan industri TCL di ASEAN sebaiknya berhati-hati memperhitungkan perbedaan masing-masing anggota, terutama mengenai dinamika keunggulan komparatif internasional, yang terutama berasal dari perbedaan dalam teknologi dan sumber daya. Mempromosikan lebih jauh integrasi regional akan memperluas dan memperdalam jaringan intraregional produksi dan distribusi. Untuk mempromosikan inklusivitas, upaya-upaya untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja akan sangat penting. Memfokuskan kembali pada pasar regional ASEAN akan terbukti bermanfaat untuk peningkatan industri yang berkelanjutan.

1 Industri ini seringkali memasukkan "kulit." Dengan demikian, data statistik tekstil dan pakaian mengacu pada tekstil, pakaian dan kulit.

<ASEAN-Japan Centre>
ASEAN-Japan Centre merupakan organisasi antar pemerintah yang didirikan oleh Negara-negara Anggota ASEAN dan Jepang pada tahun 1981. Ia telah mempromosikan ekspor dari ASEAN ke Jepang sambil merevitalisasi investasi, pariwisata, dan pertukaran orang-ke-orang antara Negara-negara Anggota ASEAN dan Jepang.
URL: https://www.asean.or.jp/en/

Baca versi aslinya di businesswire.com: https://www.businesswire.com/news/home/20200331005288/en/

Kontak

ASEAN-Japan Centre
Tomoko Miyauchi
E-mail: toiawase_ga@asean.or.jp

Sumber: ASEAN-Japan Centre

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020