Berdasarkan peta prakiraan deterministik curah hujan yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, curah hujan per dasarian atau 10 harian pada bulan April di wilayah Jateng, khususnya bagian selatan dan pegunungan tengah rata-rata masuk katego
Cilacap (ANTARA) - Wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng diprakirakan memasuki masa transisi dari musim hujan menuju awal musim kemarau 2020, kata analis cuaca BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan.

"Berdasarkan peta prakiraan deterministik curah hujan yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, curah hujan per dasarian atau 10 harian pada bulan April di wilayah Jateng, khususnya bagian selatan dan pegunungan tengah rata-rata masuk kategori menengah dan cenderung menurun," katanya di Cilacap, Rabu.

Menurut dia, curah hujan dasarian pertama bulan April di sebagian wilayah Jateng bagian selatan dan pegunungan tengah seperti sebagian kecil Banyumas sebelah utara hingga timur, Purbalingga, sebagian besar Banjarnegara, dan sebagian besar Kebumen diprakirakan berkisar 101-150 milimeter.

Sementara curah hujan di sebagian besar Cilacap, sebagian besar Banyumas, sebagian kecil Banjarnegara sebelah timur laut, pesisir selatan Kebumen, dan Purworejo diprakirakan berkisar 75-100 milimeter, sedangkan di sebagian pesisir selatan Cilacap diprakirakan berkisar 51-75 milimeter.

Selanjutnya, curah hujan pada dasarian kedua bulan April di sebagian besar wilayah Jateng bagian selatan dan pegunungan tengah diprakirakan berkisar 75-100 milimeter, sedangkan di sebagian pesisir selatan Cilacap dan sebagian kecil pesisir selatan Purworejo diprakirakan berkisar 51-75 milimeter.

"Curah hujan pada dasarian ketiga bulan April di wilayah Jateng bagian selatan dan pegunungan tengah secara umum sama seperti dasarian kedua. Hanya saja, untuk sebagian besar Cilacap sebelah timur dan pesisir selatan Cilacap, sebagian kecil pesisir selatan Kebumen terutama sebelah barat, serta pesisir selatan Purworejo diprakirakan berkisar 51-75 milimeter," kata Rendi.

Ia mengatakan berdasarkan peta prakiraan deterministik curah hujan tersebut, wilayah Jateng bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng pada bulan April diprakirakan memasuki masa transisi dari musim hujan menuju
Peta prakiraan awal musim kemarau tahun 2020 di wilayah Jawa Tengah. (FOTO ANTARA/HO-BMKG)
.

Dalam hal ini, kata dia, awal musim kemarau di sebagian besar wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng diprakirakan akan berlangsung pada dasarian ketiga bulan Mei, sedangkan wilayah lainnya pada dasarian pertama bulan Juni.

"Namun ada juga beberapa wilayah yang diprakirakan memasuki awal musim kemarau pada dasarian ketiga bulan April, dasarian pertama bulan Mei, dan dasarian kedua bulan Mei," katanya.

Menurut dia, wilayah Jateng selatan yang diprakirakan memasuki awal musim kemarau pada dasarian ketiga bulan April, yakni pesisir selatan Kebumen sebelah timur dan pesisir selatan Purworejo.

Sementara wilayah Jateng selatan yang diprakirakan memasuki awal musim kemarau pada dasarian pertama bulan Mei terdiri atas sebagian Kebumen sebelah timur dan Purworejo bagian tengah-timur laut, sedangkan wilayah yang diprakirakan memasuki awal musim kemarau pada dasarian kedua bulan Mei di antaranya sebagian Kebumen sebelah timur laut dan sebagian Purworejo sebelah barat laut.

Terkait dengan prakiraan cuaca tersebut, ia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan lebat yang kadang disertai angin kencang dan petir yang biasa terjadi saat menjelang sore hingga malam hari.

"Kondisi cuaca tersebut berpotensi terjadi pada masa transisi, sehingga harus diwaspadai oleh masyarakat terutama yang bermukim di daerah rawan longsor," demikian Rendi Krisnawan.

Baca juga: BMKG sebut April jadi awal musim kemarau 2020

Baca juga: Cuaca di Jateng bagian selatan dipengaruhi tiga badai, sebut BMKG

Baca juga: Dasarian pertama Maret puncak hujan di Jateng selatan, sebut BMKG


 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020