Bahwa insyaallah setiap penyakit ada obatnya. Spirit untuk hidup harus ada. Mudah-mudahan dengan begitu imun kita positif. Kalau pikiran kita positif, imun kita naik
Bandung (ANTARA) - Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana bercerita tentang perjuangan untuk sembuh dari virus corona baru (COVID-19) menjadi pengalaman dan pelajaran berharga bagi hidupnya.

“Saya sangat bersyukur, Allah masih sayang sama saya. Ketika pertama kali divonis COVID-19 jujur saya terpukul. Yang saya ingat adalah kematian,” kata dia dalam keterangannya di Bandung, Minggu.

Dia bersyukur setelah berhasil melewati serangkaian tahap penyembuhan hingga dinyatakan negatif dari virus tersebut. Kesembuhan itu, ia jadikan sebagai kesempatan kedua untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna.

Beberapa kali Yana sudah nampak bekerja seperti biasanya sebagai Wali Kota Bandung di Balai Kota Bandung setelah ia dinyatakan negatif.

Saat bekerja, ia menerapkan prosedur kesehatan dengan menggunakan masker khusus serta sarung tangan.

Sebelumnya, saat menjalani perawatan, ia mengaku sempat diinfus di ruangan isolasi di sebuah rumah sakit.

Selama itu, ia hanya menyantap makanan yang disediakan pihak rumah sakit.

"Saya tidak tahu dunia luar, makan bubur, bertahan hidup. Saya makan apapun yang dikasih. Berupaya tetap makan, berupaya tetap minum, obat mah ada yang suntik ada yang oral, pokoknya saya SOP dari dokter saya jalani, nggak ada yang nggak,” kata dia.

Baca juga: Pasien COVID-19 di Sulsel berbagi cerita kesembuhannya

Yana menjalani masa isolasi pengobatan di rumah sakit selama 11 hari.

Sebelumnya, ia menjalani masa isolasi mandiri selama empat hari dengan berbekal keyakinan untuk sembuh.

Selama itu, ia tidak bisa menerima kunjungan dari siapa pun, termasuk keluarganya. Dalam menjalani masa isolasi, ia berkomunikasi dengan keluarganya hanya melalui telepon.

"Saya yakin semua penyakit pasti ada obatnya. Semua semata-mata karena izin Allah, saya bersyukur hari ini bisa sehat dan sudah negatif,” katanya.

Dia merasa dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat sebagai semangat serta harapan untuk sembuh baginya.

“Pasti keluarga, anak, istri, saya juga cukup banyak dorongan doa, banyak WA (WhatsApp) juga dari masyarakat ke saya. Katanya ‘Kang amanah akang belum selesai membangun Bandung’. Itu jadi spirit buat saya untuk istri anak keluarga, dan saya punya utang pengabdian untuk masyarakat,” katanya.

Dengan pengalaman tersebut, ia ingin setiap pasien yang masih terjangkit virus corona juga terus berjuang.

Kuncinya, kata dia, terletak pada pikiran yang positif dan kedisiplinan mengikuti seluruh anjuran dokter.

"Bahwa insyaallah setiap penyakit ada obatnya. Spirit untuk hidup harus ada. Mudah-mudahan dengan begitu imun kita positif. Kalau pikiran kita positif, imun kita naik. Semua ini pasti seizin Allah. Apa pun yang terjadi itu berarti takdir,” katanya.

Baca juga: Seorang calon pendeta di Palangka Raya dinyatakan sembuh dari COVID-19

Maka dari itu, ia mengimbau masyarakat tetap menahan diri untuk tidak keluar rumah.

Dia mengatakan keluar rumah hanya jika ada kepentingan yang mendesak.

Selain itu, ia juga terus mengimbau masyarakat menerapkan prosedur kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran virus yang kini menjadi pandemi tersebut.

"Cukup banyak orang-orang yang dia tidak bergejala, merasa sehat karena daya tahan tubuhnya baik, padahal dia positif. Akhirnya dia jadi tidak steril, dia menularkan kepada siapa pun tanpa dia sadari. Dia tularkan ke keluarganya, ke orang tuanya, ke temannya, bahkan ke orang yang mungkin nggak dikenal,” kata dia.

Yana positif COVID-19 diduga setelah menghadiri acara Musyawarah Daerah (Musda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat di Karawang pada 8 Maret 2020.

Salah seorang yang hadir di acara tersebut ada yang dinyatakan COVID-19. Pada akhirnya nyawa orang tersebut tidak tertolong karena kesehatannya yang memburuk.

Baca juga: Satgas catat 18 pasien positif COVID-19 di Bali sembuh
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di DIY bertambah menjadi enam orang

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020