Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia mulai membeli Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui lelang di pasar perdana mencapai Rp1,7 triliun untuk mendukung pembiayaan dalam menangani wabah COVID-19.

“Dari yang dimenangkan Rp9,98 triliun, di antaranya BI sebagai non-competitive bidder itu (membeli) Rp1,7 triliun,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam keterangan pers daring di Jakarta, Rabu.

Dalam lelang pasar perdana itu, BI bertindak sebagai last resort atau pembeli terakhir dengan posisi sebagai non-competitive bidder atau tidak masuk dalam penghitungan harga.

Gubernur BI menjelaskan dalam lelang pasar perdana yang diadakan pada Selasa (21/4) total penawaran yang masuk mencapai Rp18,8 triliun tapi total yang dimenangkan mencapai Rp9,98 triliun.

Pemerintah, kata dia, sebelumnya menargetkan lelang dimenangkan mencapai Rp7 triliun hingga maksimal Rp14 triliun.

Untuk lelang surat utang syariah itu, BI hanya diperbolehkan membeli maksimal 30 persen dan untuk surat berharga negara (SBN) bank sentral ini maksimal bisa membeli 25 persen.

Pengaturan itu, kata dia, salah satunya agar jumlah yang dibeli bank sentral ini tetap terukur agar tidak memberikan dampak inflasi.

Melihat antusiame pasar dalam lelang di pasar perdana untuk surat utang syariah itu, Perry optimistis sumber dana untuk lelang surat utang dapat dipenuhi dari pasar.

“Kami perkirakan sebagian besar (lelang) akan diserap pasar, BI sebagai last resort membeli di pasar perdana itu hanya sebagian kecil,” katanya.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020