Aktivitas nelayan memang masih biasa, namun ekonomi lumpuh karena hasil tangkapan turun drastis
Jakarta (ANTARA) - Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia (PPNI) terus melakukan koordinasi dengan pemerintah dalam rangka mengurangi beban ekonomi nelayan, terutama perempuan, di tengah pandemi Virus Corona baru atau COVID-19.

"Saat ini informasinya pemerintah masih dalam tahap pendataan," ujar Sekjen PPNI Masnuah dalam diskusi daring bertema "Krisis Pangan dan Inisiatif Rakyat Menjaga Kedaulatan Pangan" di Jakarta, Senin.

Ia menyampaikan bahwa pihaknya berupaya menggalang donasi untuk memenuhi kebutuhan nelayan di tengah harga hasil laut yang menurun tajam.

"Inisiatif kami sebagai masyarakat di tengah adanya COVID-19 itu yakni berbagi masker, sembako, masker, hand sanitizer dengan mengalang donasi," katanya.

Ia mengemukakan donasi itu datang dari berbagai kalangan di antaranya dari dana tanggungjawab sosial perusahaan (CSR), BAZNAS, dan donatur perorangan.

Masnuah menambahkan penggalangan donasi itu dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari para nelayan, khususnya di wilayah Demak, Jawa Tengah.

"Aktivitas nelayan memang masih biasa, namun ekonomi lumpuh karena hasil tangkapan turun drastis, sehingga tidak cukup mempengaruhi kondisi ekonomi nelayan. Mudah-mudahan COVID-19 segera berakhir," ucapnya.

Baca juga: HNSI ungkap kekhawatiran nelayan kecil di tengah wabah Corona

Dalam kesempatan sama Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika mengatakan bahwa pihaknya memiliki beberapa skema dalam rangka membantu masyarakat terdampak COVID-19.

Ia memaparkan salah satu skema yang dijalankan yakni menampung donasi dari petani yang selanjutnya disalurkan ke berbagai elemen masyarakat, seperti masyarakat miskin di perkotaan, buruh yang sudah dirumahkan, hingga ke sejumlah nelayan.

"Jadi petani yang lumbung pangannya di tingkat keluarga bahkan tingkat kabupaten sudah secure setidaknya sampai 3 bulan hingga sampai 6 bulan ke depan, ada yang ingin mendonasikan maka dia akan mendonasikan ke Gerakan Solidaritas Lumbung Agraria (GeSLA)," ucapnya.

Skema  lanjutan, pihaknya melakukan jemput bola dengan langsung datang ke sentra petani untuk kemudian disalurkan ke konsumen prioritas dengan harga terjangkau.

Skema lainnya, lanjut dia, membagikan gratis hasil pertanian ke berbagai elemen masyarakat. Ia menambahkan pihaknya juga mencoba untuk menghubungkan hasil laut dari nelayan ke petani yang sifatnya barter.

Baca juga: PKS: Alokasikan jaminan pengaman sosial untuk nelayan kecil
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020