Kita butuh SDM Unggul yang toleran, yang membawa Indonesia Maju
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang SDM Kementerian BUMN Alex Denni menekankan pentingnya agar perusahaan-perusahaan negara dapat melakukan percepatan transformasi meski saat ini pandemi COVID-19 melanda di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

"Kita butuh SDM Unggul yang toleran, yang membawa Indonesia Maju, maka itulah pentingnya percepatan transformasi yang harus dilakukan tanpa menunggu waktu lagi, walaupun di saat sedang mengalami dampak dari COVID-19, di mana tatanan yang sudah ada, diuji secara cepat untuk beradaptasi dan berkolaborasi," kata Alex pada web seminar "Day After Tomorrow" yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis.

Alex menjelaskan bahwa pada saat bersamaan dengan peringatan HUT BUMN dan ujian menghadapi COVID-19, Kementerian BUMN meluncurkan tagline "BUMN untuk Indonesia".

Kementerian BUMN pun meminta pengelolaan bisnis perusahaan dilakukan secara transparan, memiliki kinerja yang jelas dan cepat bertindak.

Dengan begitu, perusahaan-perusahaan BUMN diharapkan menjadi perusahaan pemain global dengan kultur dan nilai perusahaan yang Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyalitas, Adaptif dan Kolaborasi (AKHLAK).

Alex memaparkan bahwa dengan penetapan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemik pada 11 Maret 2020 oleh WHO, penyebarannya di dunia berimplikasi dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya aspek global ekonomi.

Selain itu, pandemi COVID-19 telah membuat ancaman krisis ekonomi dunia yang mengakibatkan jatuhnya harga minyak dunia dan kepanikan di pasar uang yang mengancam pertumbuhan ekonomi Indonesia dan global.

"Dinamika perekonomian global yang tidak sehat akibat perang dagang AS-China dan pencoretan Indonesia sebagai negara berkembang oleh Amerika Serikat akan menjadi tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Alex.

Dalam kesempatan yang sama, konsultan bisnis dari Daya Qarsa Apung Sumengkar memperkirakan terdapat tiga skenario bisnis yang mungkin terjadi di Tanah Air akibat pandemi COVID-19.

"Kami memperkirakan akan ada tiga skenario perubahan yang mungkin terjadi sebagai dampak adanya COVID-19," kata Apung.

Skenario pertama kata Apung dalam webinar "Day After Tomorrow" yang diselenggarakan Forum Human Capital Indonesia, di Jakarta, yakni New Normal yakni situasi akan pulih dengan cepat dan orang-orang akan mempraktikkan dan membiasakan cara-cara baru yang dilakukan saat karantina.

Skenario kedua yakni Disorder atau ketidakteraturan muncul di tengah masyarakat dan pelaku bisnis. Hal itu merupakan respon atas kondisi pandemi yang semakin parah dan kondisi ekonomi yang memburuk.

Sedangkan skenario ketiga, yakni Survival atau pandemi memakan banyak korban, dan kondisi yang sangat buruk yang mana sebagian pelaku bisnis terpaksa menutup bisnisnya dan menimbulkan kepanikan mendalam dari masyarakat dengan indikator bisnis dan ekonomi yang semakin parah.

Baca juga: Erick: Transformasi human capital kunci utama BUMN untuk terus maju
Baca juga: Erick Thohir ingin Telkom percepat transformasi bisnis di era digital


 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020