Budapest (ANTARA) - Hongaria perlu bersiap menghadapi ancaman gelombang kedua kasus virus corona pada Oktober hingga November setelah sepertinya tingkat infeksi wabah menurun pada musim panas, kata perdana menteri kepada stasiun radio pemerintah, Jumat.

Perdana Menteri Viktor Orban juga mengatakan pembatasan pergerakan di Budapest dan sekitarnya, tempat 80 persen kematian COVID-19 Hongaria terjadi, tidak akan dilonggarkan sampai tingkat kematian di daerah itu turun.

Mulai Senin, Hongaria akan mencabut sejumlah pembatasan di pedesaan. Di kawsan itu, toko dan restoran akan diizinkan beroperasi kembali saat pemerintah berupaya mengembalikan ekonomi ke jalurnya.

"Virus belum lenyap, hanya kadang-kadang saja kita menang," kata Orban. "Kita harus bersiap untuk gelombang kedua (pandemi) pada Oktober-November."

Hingga Jumat, Hongaria melaporkan 2.863 kasus infeksi COVID-19 dengan 323 kematian.

Orban mengatakan bahwa kini fokusnya adalah pada penciptaan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin di negara tersebut, yang dihancurkan oleh dampak ekonomi akibat wabah COVID-19.

Ia mengungkapkan bahwa pemerintah akan menawarkan pelatihan berbayar dan memperbanyak program pekerjaan umum. Militer juga berada dalam tahap penerimaan anggota baru.

Berakhirnya pembatasan secara bertahap menjadi strategi pemerintah untuk mencegah kehancuran ekonomi lebih lanjut, yang diperkirakan anjlok sekitar 4 persen tahun ini berdasarkan survei Reuters.

Sumber: Reuters

Baca juga: PM Hongaria harapkan pemulihan ekonomi cepat

Baca juga: PM Hongaria terapkan karantina wilayah, sebut puncak pandemi pada Juli


 

Puncak COVID-19 diprediksi capai 95 ribu kasus pada Mei 2020

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020