Sampang (ANTARA News) - Petani jagung di Desa Panggung, Kecamatan Kota, Sampang, Madura, Jawa Timur, kini mulai kesulitan air untuk menyirami tanaman mereka.

"Persediaan air yang ada di sini untuk tanaman jagung kami ini sudah habis," kata seorang petani jagung setempat Amna, Rabu.

Di desa ini, mayoritas petani mengeluhkan kurangnya persediaan air. Sumur yang ada dan irigasi air yang selama ini menjadi persediaan untuk mengairi tanaman warga sudah habis.

Amna mengaku untuk menyiram tanaman jagungnya, ia terpaksa membeli dengan harga Rp15.000 untuk satu tangki. Harga ini jauh lebih murah dari harga air bersih yang mencapai Rp60.000 setangki.

"Soalnya air yang kami beli ini memang bukan untuk diminum atau kebutuhan rumah tangga itu. Tapi memang khusus menyiram tanaman jagung ini," katanya.

Untuk menghemat persediaan air, Amna terpaksa menggunakan cebok dengan cara disiram per satu batang pohon. Sebab menurut dia, jika air dalam satu tangki itu disiramkan langsung ke tanaman jagungnya akan cepat habis dan hasilnya juga kurang bagus.

"Makanya saya menyediakan penampungan air seperti ini agar bisa menghemat. Kalau pakai cebok seperti ini kan air bisa langsung diarahkan ke akar tanaman," katanya.

Sebenarnya, kata dia, dirinya beralih menanam tanaman jagung, karena pada awal musim kemarau dua bulan lalu, sering turun hujan. Sebelumnya perempuan dengan dua orang anak ini menanam tembakau.

"Kami menganggap tanaman jagung ini adalah tanama alternatif. Ternyata kondisinya sekarang seperti ini," katanya.

Di Sampang, ada sembilan desa yang biasa kesulitan air bersih akibat kekeringan saat musim kemarau tiba. Yakni Kecamatan Sampang, Torjun, Pangarengan, Kadungdung, Robatal, Sreseh, Banyuwates, Tambelangan, dan Kecamatan Karangpenang.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009