International Coordination Group (Grup Koordinasi Internasional untuk COVID-19, red), ini inisiatifnya dari Kanada yang Indonesia juga turut serta. Di sini negara yang punya pandangan sama untuk memastikan agar vaksin dibagi secara adil dan merata da
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mendorong adanya akses berbagi vaksin dan informasi mengenai COVID-19 lewat sejumlah forum kerja sama multilateral dalam beberapa bulan terakhir, mengingat penyakit itu telah jadi pandemi yang menyerang hampir seluruh negara dunia.

"Indonesia selalu mendukung tata kelola sharing of information on viruses and access to vaccines (akses berbagi informasi mengenai virus dan akses vaksin, red), sehingga vaksin dapat dimanfaatkan oleh siapapun," kata Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri RI Kamapradipta Isnomo pada sesi seminar yang diadakan secara virtual di Jakarta, Jumat.

Untuk mendukung kampanye itu, Indonesia pun berencana menggelar pertemuan para menteri dari negara anggota "Foreign Policy and Global Health" (FPGH) secara virtual pada Juli tahun ini. Pertemuan itu akan membahas pentingnya menciptakan layanan kesehatan terjangkau, khususnya vaksin yang dapat diakses oleh seluruh pihak.

FPGH merupakan forum kerja sama yang mendorong sinergi kebijakan luar negeri dan kesehatan global yang beranggotakan tujuh negara mewakili kawasan, di antaranya Indonesia, Afrika Selatan, Brazil, Norwegia, Prancis, Senegal, dan Thailand. Indonesia pada tahun ini menjabat sebagai ketua FPGH, kata Kamapradipta.

Sementara itu, pada forum kerja sama Organisasi Kerja Sama Islam (OIC), Indonesia menggagas perlunya memanfaatkan fasilitas produksi dan pengembangan vaksin serta bioteknologi atau Center of Excellence (CoE) for Vaccine and Biotech Production.

"Indonesia menggagas perlunya memanfaatkan fasilitas di Indonesia, dinamakan Center of Excellence (CoE) for Vaccine and Biotech Production. OKI telah menunjuk Indonesia sebagai OIC CoE untuk vaksin karena kemampuan Indonesia memproduksi vaksin secara mandiri," terang Kamapradipta.

Tidak hanya itu, Indonesia lewat forum Gerakan Non-Blok, Aliansi untuk Multilateralisme, dan Grup Koordinasi Internasional untuk COVID-19 juga konsisten menyuarakan pentingnya akses terhadap vaksin dan obat-obatan secara bebas dan adil.

Baca juga: Respons pandemi, Menlu serukan peningkatan kerja sama internasional

Baca juga: Menlu sebut COVID-19 perdalam kesenjangan antara negara kaya, miskin


"International Coordination Group (Grup Koordinasi Internasional untuk COVID-19, red), ini inisiatifnya dari Kanada yang Indonesia juga turut serta. Di sini negara yang punya pandangan sama untuk memastikan agar vaksin dibagi secara adil dan merata dan distribusi terkait vaksin, obat, alat kesehatan tidak terganggu," terang dia.

Sementara itu, di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Indonesia bersama Ghana, Liechtenstein, Singapura, dan Swiss menggagas resolusi berjudul "Solidaritas Global untuk Memerangi COVID-19" pada sidang Majelis Umum PBB pada tahun ini. Resolusi itu telah disahkan secara aklamasi oleh Majelis Umum PBB dan didukung oleh 188 negara.

WHO secara resmi menetapkan COVID-19, penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) sebagai pandemi pada Maret 2020. Penyakit itu pertama kali mewabah di Kota Wuhan, China, pada akhir tahun lalu dan saat ini telah menyebar ke 216 negara dan wilayah dunia.

Data terbaru WHO menunjukkan per Jumat (15/5) jumlah pasien positif COVID-19 dunia sebanyak 4.307.287 orang. Dari angka itu, 295.101 di antaranya telah meninggal dunia.

Sejauh ini, belum ada vaksin COVID-19 yang tersedia, tetapi peneliti di beberapa negara, khususnya Amerika Serikat dan China, telah mengembangkan vaksin untuk penyakit itu dan mulai melakukan uji coba ke manusia.


Baca juga: Indonesia usulkan kolaborasi sektor swasta untuk penuhi pasokan medis

Baca juga: Hingga 13 Mei 2020, sebanyak 95.102 WNI telah kembali ke Tanah Air


 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020