Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengirim bantuan berupa paket sembilan bahan pokok (sembako) dan uang masing-masing Rp200 ribu untuk kebutuhan tiga bulan kepada warganya yang terdampak COVID-19 yang kini berada di kawasan Jabodetabek.

"Kami melakukan penyisiran kepada warga Jatim di sana yang tak bisa mudik," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di sela pemberangkatan bantuan di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Senin (18/5) sore.

Berdasarkan deteksi dari radar bansos Pemprov Jatim, kata dia, per 18 Mei 2020, sebanyak 1.900 warga Jatim di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) tertahan tidak bisa mudik, terdampak secara ekonomi.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut mengatakan, total nilai bantuan sembako yang dikirimkan mencapai Rp372 juta.

"Saat ini Pemprov Jatim memberikan bantuan pada warga kita yang ada di Jabodetabek karena tidak bisa mudik, dan sedang dalam penerapan PSBB," ucapnya.

Di tempat sama, Kepala Pelaksana BPDB Jatim Suban Wahyudiono menyampaikan 347 orang di antaranya adalah warga Jatim di Jabodetabek yang mendaftar dalam radar bansos.

Kemudian, sebanyak 1.553 orang lainnya adalah warga Jatim yang tergabung dalam paguyuban-paguyuban perantau di Jabodetabek, seperti paguyuban pedagang soto dan pedagang sate.

"Pesan dari ibu gubernur adalah setiap mereka disalurkan bantuan uang senilai Rp200 ribu per bulan selama tiga bulan ke depan, kemudian ditambah sembako," katanya.

Per paket sembako berisi lima kilogram beras, gula pasir, satu liter minyak goreng, telur 10 butir dan 10 bungkus mi.

Jika masyarakat yang belum terdaftar dalam radar bansos, tapi membutuhkan intervensi dari Pemprov, kata dia, maka akan terus disisir Pemprov Jatim dan diberikan bantuan yang dibutuhkan.

Selain memberikan bantuan pada warga Jatim di luar provinsi, Pemprov Jatim juga memberikan bantuan sama bagi warga non-KTP Jatim yang kini tinggal di Jatim dan terdampak COVID-19.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020