Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) mengembangkan teknologi irigasi cerdas (smart irrigation) berbasis Internet of Things (IOT) untuk meningkatkan efisiensi dalam budidaya pertanian.

Kepala BBP Mektan, Agung Prabowo melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu mengatakan, pada teknologi ini dikembangkan sistem sensor pembacaan kondisi lahan berupa kondisi kadar air tanah dan lingkungan sekitar.

Selain itu, sistem kontrol untuk menyalakan/mematikan katup irigasi dengan menggunakan mikrokontroler yang dapat terhubung dengan web server.

Baca juga: Balitbangtan lakukan pemutakhiran peta lahan gambut

Pemantauan data dan pengendalian dilakukan melalui internet oleh sebuah web server yang beralamat di www.smartfarming.litbang.pertanian.go.id.

Teknologi sensor dan otomatisasi dalam bidang irigasi dan fertigasi ini, menurut dia telah dikenal di Indonesia terutama pada sistem rumah kaca terkendali.

Pada skala lapang, irigasi dan fertigasi juga telah dilakukan dengan menggunakan system kontrol otomatis berbasis mikrokontroler, namun digabungkannya sistem tersebut dengan kontrol berbasis internet dan atau android baru mulai dilakukan, baik pada skala research ataupun prototype.

"Sensor kelembaban tanah beserta data stasiun cuaca mini terbaca melalui perangkat keras mikrokontroler. Data ini direkam melalui jaringan internet ke alamat web server," ujar Agung.

Baca juga: Balitbangtan sebut jeruk Indonesia siap bersaing dengan jeruk impor

Pada server telah terprogram dua tindakan yang dapat dilakukan sebagai umpan balik. Pertama tindakan penyiraman otomatis apabila data komunikasi dengan server menunjukkan perlunya tindakan penyiraman sebagaimana telah diatur oleh pengguna berdasarkan nilai ambang batas pembacaan sensor kadar lengas tanah.

Kedua, selain terprogram secara otomatis, web server juga menyediakan fitur penyiraman jarak jauh yang secara spontan dapat langsung di click oleh pengguna dari lokasi yang berbeda.

Sistem kontrol berbasis internet dengan menggunakan web server ini, lanjutnya, memungkinan adanya pengembangan ke depan, ke arah fitur pengontrolan yang tidak hanya untuk penyiraman.

Selain itu, untuk pemberian unsur hara dan pendeteksi kesuburan tanah serta terhubung secara spesifik dengan unsur pertumbuhan tanaman lainnya.

Pada saat ini secara keseluruhan sistem ini lebih dikenal dengan istilah pertanian cerdas (smart farming system).
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020