Banjarmasin (ANTARA) - Menjadi petugas pelaksana tes cepat dan swab test atau tes usap kini menjadi keseharian Ipda Lili Marini. Anggota Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bid Dokkes) Polda Kalimantan Selatan ini dipercaya satuannya berada di garda terdepan alam membantu penanganan COVID-19 di Bumi Lambung Mangkurat.

Lili, begitu biasa Polwan ini disapa, melalui hari kerja yang begitu padat. Bahkan, terkadang dalam satu hari, dia bisa bertugas di tiga titik untuk pelaksanaan tes cepat ataupun tes usap COVID-19.

Kesibukan ibu tiga putri ini dimulai sejak wabah virus corona melanda dunia hingga Indonesia dan Kalimantan Selatan menjadi salah satu lokasi terdampak cukup signifikan peningkatan kasus COVID-19 saat ini.

Menyikapi banyaknya permintaan untuk tes virus corona, Bidang Dokkes Polda Kalsel pun mengambil langkah maju dengan penyediaan armada "Mobile Rapid and Swab Test COVID-19". Mobil itu merupakan armada ambulans yang sehari-harinya dioperasionalkan Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso Banjarmasin dimodifikasi sedemikian rupa untuk memenuhi standar pelaksanaan tes virus corona.

Lili yang memiliki kemampuan medis mumpuni dengan latar pendidikan perawat sebelum bergabung menjadi anggota Polri ditunjuk oleh Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr Erwinn Zainul Hakim menjadi salah satu petugasnya dalam operasional armada "Mobile Rapid and Swab Test COVID-19".

Alhasil, sejak pertengahan April 2020 hingga sekarang, dia harus siap 1 x 24 jam jika ada permintaan untuk gelaran tes virus corona di wilayah Kalimantan Selatan.

"Alhamdulilah sejak kami operasionalkan pertama pada 10 April lalu, banyak sekali permintaan untuk bantuan tes COVID-19 dari sejumlah instansi, seperti dinas kesehatan, puskesmas dan juga pihak swasta, termasuk gugus tugas sendiri, baik provinsi maupun kabupaten dan kota," ujar dr Erwinn.

Untuk itulah, Erwinn terus memompa semangat anggotanya dalam bertugas dalam penjabaran Bhakti Kesehatan Polri yang ikhlas melayani tanpa pamrih demi kemanusiaan.
Ipda Lili Marini, personel Bid Dokkes Polda Kalsel yang bertugas melakukan tes cepat dan tes usap COVID-19. (ANTARA/Firman)


Hal itu jualah yang disadari Lili. Sebagai anggota Polri, dia bekerja tak kenal lelah demi tugas sebagai abdi negara pelayan masyarakat. Menurut dia, setiap tugas dilaksanakannya dengan hati senang dan penuh keikhlasan.

"Semakin bisa menolong orang maka semakin suka saya. Karena penanganan COVID-19 adalah kerja kemanusiaan. Kalau perintah pimpinan, dikirim ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta saya siap," katanya.

Lagi pula Lili tidak pernah berpikir ataupun takut terpapar virus corona. Dia berkeyakinan, berkat kerja ikhlas dan berdoa maka dilindungi Tuhan dari COVID-19.

Meski begitu, sebagai manusia biasa rasa was-was tentunya pasti ada, terutama yang paling dikhawatirkannya adalah anak-anak dan orang tua di rumah.

"Kebetulan tinggal satu rumah sama ibu dan punya anak terkecil usia 6 tahun. Jadi keluarga yang saya khawatirkan. Sehingga ketika pulang semua sudah steril, baik badan maupun pakaian," ucapnya.

Suka duka telah banyak dirasakan Polwan jebolan Sekolah Polwan angkatan 25 tahun 2001 ini. Dia pernah melaksanakan tes usap massal hingga 700 orang lebih di Kota Banjarmasin.

Tak sedikit dari masyarakat yang harus menjalani tes usap merintih kesakitan ketika proses pengambilan sampel di lubang hidung ataupun tenggorokan.

"Kadang kan orang kaget ketika ditusuk cukup dalam di saluran hidung. Tentu terasa tidak enak. Bahkan ada sampai berdarah, lantaran mungkin tersentuh area sensitif. Namun kasusnya tidak banyak, hanya sebagian kecil," beber Lili.

Rasa gerah pun harus dirasakan ketika badan tertutup baju hazmat, dilengkapi pelindung wajah dan masker serta sarung tangan selama bertugas berjam-jam ketika gelaran tes COVID-19.

Lili mengaku lemas dan dehidrasi lantaran mengeluarkan keringat deras selama bertugas. Hanya saja, kondisi tidak nyaman itu harus bisa ditahannya dan justru menjadi tantangan tugas yang wajib sukses dijalani.

"Kami kan tidak boleh minum. Buang air pun ditahan. Karena harus hati-hati sekali ketika melepas alat pelindung diri. Teledor sedikit saja, bisa terpapar. Karena pada prinsipnya, setiap orang yang dites dianggap positif sebelum hasilnya keluar," ujarnya.
Ipda Lili Marini bersama para Polwan Bid Dokkes Polda Kalsel. (ANTARA/Firman)

Pergi pagi pulang malam juga dilakoni istri dari Iptu Frederikus ini. Sejak wabah COVID-19 menyebar di Kalsel, dia jarang sekali bisa pulang sesuai jam kantor, yaitu sore hari. Bahkan, ketika sudah di rumah, kerap dapat panggilan untuk pelaksanaan tes COVID-19 di malam hari.

Lili bersyukur keluarga sangat mengerti pekerjaannya. Apalagi sang suami juga anggota Polri yang tentunya paling paham dan selalu mendukung setiap tugasnya di lapangan yang tak mengenal tempat dan waktu.

Kini dia hanya berharap dan terus berdoa agar wabah COVID-19 segera berakhir agar aktivitas masyarakat dapat berjalan normal kembali seperti sedia kala menuju Indonesia sehat.

Kerja keras dan pengabdian tulus wanita kelahiran Banjarmasin, 15 Maret 1981, ini pada organisasi Polri juga telah berbuah manis. Sejak tahun 2018, dia menjadi perwira yang tergabung dalam pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Angkatan 47/Resimen Wira Satria Wicaksana.

Dengan pangkat balok satu di pundak atau inspektur dua polisi, Lili semakin ingin membuktikan jika dirinya layak menyandang sebutan perwira polisi dengan kinerja maksimal mengabdi untuk negara dan melayani masyarakat, khususnya Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polri.

"Menjadi Polwan bukanlah cita-cita saya, namun takdir sudah membawa saya mengabdi sebagai anggota Polri. Saya bersyukur di tengah pandemi ini dapat bermanfaat bagi organisasi dan banyak orang. Semangat menyongsong Hari Bhayangkara 1 Juli dan apa yang diajarkan agama mengasihi sesama, maka saya akan terus menunjukkan kinerja terbaik dan memberikan pengabdian tulus untuk kemanusiaan," ujarnya.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kalimantan Selatan pertanggal 19 Juni 2020, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 2.392 orang, dalam perawatan 1.874 orang, sembuh 366 orang dan meninggal 152 orang.

Khusus di Kota Banjarmasin menjadi kasus penyebaran tertinggi, yaitu 1.014 orang terpapar dengan 106 kematian.

Untuk itulah, Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin Machli Riyadi mengapresiasi seluruh tenaga kesehatan yang sudah bekerja secara maksimal, termasuk Bid Dokkes Polda Kalsel yang membantu dalam pelaksanaan tes cepat dan tes usap menggunakan armada "Mobile Rapid and Swab Test COVID-19".

"Setiap pelaksaan tes massal kami selalu melibatkan Bid Dokkes Polda Kalsel. Jadi kami sangat terbantu dan mudah-mudahan segera ditemukan puncak kurva, sehingga penyebaran COVID-19 di kota ini dapat diturunkan," katanya.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020