sistem alur lebih ramah lingkungan dan efisien dibandingkan reklamasi yang dilakukan pada umumnya.
Surabaya (ANTARA) - PT Semen Indonesia (Persero)/Semen Indonesia Group (SIG) menerapkan teknik reklamasi sistem baru di lahan pascatambang pabrik Tuban, Jawa Timur, yakni menggunakan sistem alur, sebagai komitmen untuk selalu menjaga kelestarian alam dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

General Manager of Mining & Raw Material SIG, Musiran dalam keterangan persnya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat, mengatakan sistem alur lebih ramah lingkungan dan efisien dibandingkan reklamasi yang dilakukan pada umumnya.

Ia menjelaskan teknik sistem alur dilakukan dengan membuat lubang berbentuk alur memanjang seperti parit dengan dimensi tertentu sebagai media tanam.

Baca juga: UMKM binaan Semen Indonesia gencar berinovasi hadapi dampak pandemi

Selama ini reklamasi dilakukan dengan menutup seluruh permukaan menggunakan top soil, metode ini membutuhkan top soil yang banyak sehingga kurang efisien.

"Teknik sistem alur ini sangat cocok diterapkan, selain efisien juga karena keterbatasan cadangan top soil di area tambang batu kapur. Dan jika menggunakan metode biasa, reklamasi dengan penanaman bibit pohon pada area 1 hektare membutuhkan top soil mencapai 3.000 m3, namun dengan teknik alur ini kebutuhan top soil hanya 800 m3," katanya.

Baca juga: UU Minerba wajibkan pengusaha lakukan reklamasi pasca-tambang

Sistem ini diklaim dapat menghemat top soil sebesar 70 persen dibanding metode konvensional tanpa mengurangi tingkat keberhasilan reklamasi.

“Penerapan sistem alur juga dapat menekan biaya hingga mencapai 63 persen dengan tingkat keberhasilan reklamasi sebesar lebih dari 85 persen. Teknik reklamasi sistem alur ini merupakan inovasi baru dari SIG dan pertama di Indonesia," katanya.

Musiran mengungkapkan lahan pascatambang batu kapur yang telah direklamasi kini menjadi sarana edukasi, wisata, dan hutan yang hijau.

Lahan pascatambang tanah liat dijadikan embung penampung air yang difungsikan masyarakat untuk budi daya ikan dan pengairan lahan pertanian, sehingga mereka dapat bercocok tanam meskipun pada musim kemarau.

Sementara itu, hingga saat ini SIG telah mereklamasi lahan pascatambang seluas 271,50 hektare dengan tanaman jati, johar, mahoni, sengon, flamboyan, trembesi dan kesambi. Jumlah pohon yang ditanam mencapai 419.091 batang.
 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020