pertama kali mencapai angka Rp30 triliun dicapai tanggal 7 Agustus jam 11.00 WIB
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso menyebutkan target penyaluran kredit sebesar Rp30 triliun dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp10 triliun yang diberikan pemerintah sudah tercapai.

"Bank-bank yang menerima deposito pemerintah diminta menyalurkan kredit tiga kali lipat. Realisasinya, sampai tanggal 7 Agustus, angka Rp30 triliun itu sudah tercapai. Tepatnya adalah pertama kali mencapai angka Rp30 triliun dicapai tanggal 7 Agustus jam 11.00 WIB," ujar Sunarso saat jumpa pers secara virtual di Jakarta, Rabu.

Sunarso menuturkan kredit sebesar Rp30 triliun tersebut disalurkan kepada 716.815 ribu nasabah dengan komposisi 44 persen nasabah baru dan 56 persen nasabah lama atau eksisting. Sementara dari sisi ukuran skala usahanya, kredit tersebut diberikan kepada 70 persen nasabah mikro dan 30 persen usaha kecil.

"Sekarang salah gak kalau diberikan nasabah eksisting? Tidak salah, karena tidak ada aturan yang dilanggar. Karena aturan PMK memang dimaksudkan memberikan kredit, tidak diatur ke siapa-siapanya. Larangannya jelas, tidak boleh digunakan untuk membeli SBN dan valuta asing. Maka UMKM yang kita restrukturisasi supaya tidak mati, tidak melakukan PHK, maka itu jadi prioritas penyaluran kredit ini," kata Sunarso.

Bahkan, lanjut Sunarso, nasabah UMKM yang sudah direstrukturisasi tersebut oleh pemerintah diberikan stimulus lagi dan mempersilahkan bank untuk memberi tambahan kredit modal kerja agar mereka tak melakukan PHK dan pinjaman tersebut dijamin lembaga penjamin pinjaman dan premi penjaminannya dibayar APBN.

"Korporasi pun dilakukan sama seperti itu. Jadi untuk kredit korporasi sampai di atas Rp10 miliar-Rp300 miliar, 100 persen premi penjaminannya dibayar APBN. Kemudian kredit korporasi 50 persen premi penjaminannya dibayar APBN. Yang benar benar baru, bantuan untuk usaha mikro. Masing-masing penerima akan menerima Rp2,4 juta yang akan digunakan usaha. Bagaimana penyalurannya, siapa yang mendapatkan? Itu yang sedang dipikirkan," ujar Sunarso.

Sebelumnya, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri mengatakan penyaluran kredit oleh bank Himbara (BUMN) kepada UMKM senilai puluhan triliun rupiah merupakan kanibalisasi. Disebut seperti itu karena penerima kredit dari dana pemerintah merupakan pelaku UMKM yang sebelumnya sudah pernah mendapatkan kredit.

Baca juga: Fokus selamatkan UMKM terdampak COVID, BRI cetak laba Rp10,2 triliun
Baca juga: BRI akan jaga marjin bunga 5,6 persen hingga akhir tahun
Baca juga: Himbara sambut baik Program Bantuan Produktif Usaha Mikro

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020