Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden atau KSP mengungkapkan pemerintah sedang menyusun desain besar atau grand design bagi manajemen talenta nasional agar generasi produktif dari bonus demografi Indonesia dapat menjadi penggerak utama.

"Kita saat ini sedang menyusun desain besar atau grand design bagi manajemen talenta nasional, maka saya meyakini bahwa generasi-generasi (produktif) itulah yang akan menjadi penggerak utama atau core mover Indonesia," ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pada seminar daring di Jakarta, Kamis.

Menurut Kepala Staf Kepresidenan itu, dapat diilustrasikan bahwa kekuatan populasi Indonesia pada bonus demografi hingga tahun 2045 akan memiliki generasi produktif besar pada masanya.

Baca juga: BPPT: Manajemen talenta nasional ciptakan SDM dengan posisi strategis

"Bisa dibayangkan kalau orang-orang ini terkelola dengan baik maka melalui merekalah Indonesia akan digerakkan dan bergerak dengan cepat," katanya.

Selain itu ditambah lagi bahwa Indonesia juga memiliki kekuatan pasar dalam negeri yang cukup besar jumlahnya.

Kepala Staf Kepresidenan itu mengatakan bahwa hal mendasar yang perlu diarahkan ke depan, Indonesia di waktu mendatang harus menjadi sebuah kekuatan baru di Asia.

Indonesia dengan proyeksi populasi yang kira-kira akan mencapai 318 juta orang pada 2045 diyakini memiliki sebuah kekuatan yang luar biasa.

Baca juga: KSP: Lihat perbaikan kuartal III lebih penting ketimbang sebut resesi

Indonesia memiliki potensi yang dapat digerakkan menjadi kekuatan. Potensi-potensi yang dimiliki adalah potensi sumber daya manusia. Potensi lainnya yang juga bisa digerakkan menjadi kekuatan dan saat ini sudah adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia.

Sumber daya buatan adalah seluruh sumber daya yang sudah dibangun oleh para pemimpin negara sebelumnya sampai dengan saat ini, sedangkan sumber daya alam adalah sumber daya yang diberikan oleh Tuhan YME yang patut dikelola bersama.

"Namun kita juga paham bahwa kemampuan sumber daya alam dari waktu ke waktu akan berkurang dengan cukup signifikan. Dengan demikian kita tidak cukup mengandalkan pembangunan sumber daya alam melalui pendekatan resourced based, namun dengan pendekatan berbasis pengetahuan akan menjadi sangat arif dan bijaksana," kata Kepala Staf Kepresidenan tersebut.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020