Banyuwangi (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bersama Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwnagi, Jawa Timur, Kamis, menggelar Festival Pangan Non-Beras sebagai salah satu sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan daerah dan melatih warga makan tanpa beras.

Festival memasak dari bahan pangan bukan beras yang digelar di kawasan wisata Agrowisata Tamansuruh itu diikuti seratusan peserta, mulai dari kader PKK, masyarakat umum serta pelaku usaha kuliner.

"Pertama ini adalah bagian dari program ketahanan pangan dan kesehatan, kebetulan objek wisata ini merupakan objek wisata alam dan sehat. Maka ini bentuk kolaborasi antara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan PKK, di mana melatih rakyat bagaimana makan tanpa beras," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada wartawan di Banyuwangi.

Selain itu, festival ini sekaligus untuk melatih bagaimana makanan-makanan yang menyehatkan kala pandemi COVID-19 ini juga menjadi kebutuhan.

Baca juga: 20.500 sapi di Banyuwangi miliki kartu e-Nak

Baca juga: PHRI: Okupansi hotel di Banyuwangi sudah capai 90 persen


"Kami ingin masa pandemi ini menjadi momen bagi kita untuk mulai membiasakan memakan makanan sehat. Tidak hanya nasi dan tepung terigu, tapi ada bahan pokok lain yang bila diolah rasanya juga enak," ujarnya.

Menurut Anas, apa yang dilakukan Banyuwangi ini juga sebagai upaya membentuk budaya baru untuk mengolah bahan pangan lain.

"Kami melibatkan ibu-ibu dari desa untuk memicu daya inovasi mereka bagaimana mengolah umbi-umbian dan tanaman yang ada di sekitar mereka," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan menjelaskan bahwa Festival Pangan Non-Beras melombakan kreasi makanan non-beras yang diikuti 110 peserta. Proses seleksi awal dilakukan lewat video yang dikirimkan oleh peserta.

"Kami menerapkan protokol kesehatan sejak awal. Jadi seleksi dilakukan lewat video yang berisi proses memasak hingga penyajian. Lalu kami menyaring yang terbaik untuk ditampilkan di festival," katanya.

Arief mengaku sengaja menggelar festival di Agrowisata Tamansuruh karena lokasinya indah dan alami serta di tempat wisata lama itu udaranya sejuk.

"Sesuai kaidah kesehatan, karena tempatnya terbuka sehingga pengunjung dan peserta bisa diatur jaraknya," katanya.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengatakan upaya peningkatan ketahanan pangan warga menjadi salah satu program PKK bersama dengan pemkab.

Menurut ia, PKK ingin lebih mengenalkan aneka olahan makanan yang bisa dibuat dengan bahan pangan selain beras tersebut. Selain lebih murah karena bahan mudah didapat, bahan pangan alternatif memiliki kandungan gizi yang lebih beragam.

"Seperti singkong, ubi jalar, jagung apabila diolah dengan kreatif menghasilkan makanan yang tidak hanya menarik dan enak tapi juga bergizi tinggi bagi anggota keluarga," tuturnya.

Berbagai makanan unik non-beras tersedia, seperti pancake singkong, sirop kelir, nasi talabi (talas, labu kuning, ubi ungu), rendang bunga turi, gadung isi durian. Sesuai dengan tema yang diambil "Kenyang tak Harus dengan Beras".

Festival ini digelar oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bareng Tim Penggerak PKK Banyuwangi. Dilaksanakan di sebuah destinasi wisata alam yang asri nan sejuk, pelaksanaannya dilakukan dengan protokol kesehatan.*

Baca juga: Kemenparekraf dukung "Banyuwangi Rebound" untuk pulihkan pariwisata

Baca juga: Tim Kemen-PUPR pelajari detail pembangunan di Banyuwangi

Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinariyanto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020