Medan (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara mengecek kondisi kesehatan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang beberapa hari lalu ditangkap petugas di Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Kepala BBKSDA Sumatera Utara Hotmauli Sianturi di Medan, Senin, mengatakan bahwa petugas sudah mengukur berat badan, tinggi, dan panjang badan harimau serta mengambil sampel darah dan memeriksa gigi harimau sumatera tersebut.

Harimau sumatera betina tersebut, menurut pemeriksaan tim medis, umurnya dua hingga tiga tahun dan berat badannya 45,2 kg.

"Secara umum kondisinya sehat, namun mengalami malnutrisi sehingga tubuhnya terlihat agak kurus akibat tidak mendapatkan pakan yang cukup," kata Hotmauli di Kantor BBKSDA Sumatera Utara.
 
Hasil pemeriksaan menunjukkan, harimau Sri Bilah itu juga mengalami dehidrasi dan anemia dan pada tubuhnya ditemukan banyak parasit eksternal (kutu).

"Satwa tersebut terlihat (mengalami) dehidrasi, mukosa pucat yang mengakibatkan kondisinya terlihat lemah. Di samping itu, ada beberapa komponen darah yang merujuk bahwa harimau mengalami anemia," kata Hotmauli.

Ia menambahkan, hasil pemeriksaan juga mengindikasikan harimau tersebut mengalami gangguan fungsi hati. 

"Tetapi tim medis belum bisa memastikan apakah gangguan hati ini bersifat akut atau kronis," katanya.

Menurut Hotmauli, petugas sudah memberikan cairan infus, vitamin, obat cacing, dan antibiotik pada harimau sumatera tersebut.

Baca juga:
BKSDA Bengkulu pasang perangkap untuk tangkap harimau pemangsa ternak
Pusat konservasi harimau sumatera dibangun di GSK Riau

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020