Aktivitas eksplorasi harus gencar dilakukan untuk penemuan ladang baru di berbagai daerah
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Saadiah Uluputty mengingatkan berbagai kebijakan pemerintah benar-benar konkret dalam rangka mencapai visi produksi minyak terjual (lifting) sebesar satu juta barel per hari pada 2030.

"Langkah-langkah konkret perlu dijalankan. Realitas rendahnya pencapaian target lifting tahun sebelumnya, tidak dapat dijadikan pembenaran," kata Saadiah Uluputty dalam rilis di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Menteri ESDM usulkan asumsi makro migas kepada DPR, ini detailnya

Untuk itu, ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, maka aktivitas eksplorasi harus gencar dilakukan untuk penemuan ladang baru di berbagai daerah.

Ia mengingatkan lifting untuk minyak bumi minimal harus mencapai 705 ribu barel per hari pada 2021.

"Produksi Blok Cepu sendiri dapat mencapai 235 ribu barel per hari. Pemerintah tinggal memastikan blok-blok yang lain dapat memberikan kontribusi yang signifikan sehingga target lifting tersebut dapat tercapai," ucapnya.

Selain itu, ujar dia, iklim investasi bidang energi perlu digairahkan dengan beragam kebijakan insentif yang memuat sejumlah kemudahan serta stimulus lainnya.

Pemerintah mengusulkan lifting migas pada Nota Keuangan RAPBN 2021 sebesar 1,712 juta barel setara minyak per hari, dengan rincian minyak bumi sebesar 705 ribu barel per hari dan gas bumi 1,007 juta barel setara minyak per hari.

Guna mencapai target lifting itu, Menteri ESDM menegaskan akan terus mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk melakukan peningkatan produksi migas.

Kementerian ESDM berupaya membuka penjajakan kerja sama dengan lembaga-lembaga geosains dunia terkait kegiatan eksplorasi migas di Indonesia.

"Kita sedang mencoba untuk membuka penjajakan kerja sama dengan lembaga-lembaga geosains dunia," ujar Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian  ESDM Ego Syahrial beberapa  waktu lalu.

Menurut dia, pihaknya mengambil pelajaran dari negara-negara lain yang berhasil menemukan cadangan besar migas melalui kerja sama dalam hal pengelolaan dan pengolahan data kegiatan eksplorasi dengan lembaga-lembaga geosains besar di dunia.

Kementerian ESDM berharap kerja sama dengan lembaga-lembaga itu dapat menjadi upaya baru dalam meningkatkan peluang menemukan cadangan migas lebih besar di Indonesia.

"Visi kita ke depan adalah kita harus agresif dalam kegiatan eksplorasi migas ini," katanya.

Saat ini, total wilayah kerja eksplorasi migas sebanyak 99 wilayah, yang 73 blok dalam bentuk konvensional dan 26 lainnya nonkonvensional.

Sedangkan dalam bentuk kontrak, ada sebanyak 81 wilayah kerja berbentuk kontrak bagi hasil skema gross split dan 18 wilayah dengan kontrak bagi hasil skema cost recovery.

Baca juga: Minyak terus merosot ketika data AS picu kekhawatiran permintaan BBM
Baca juga: SKK Migas setujui pengembangan Lapangan Paus Biru

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020