Pandeglang (ANTARA News) - Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Provinsi Banten mendorong warga kampung Cinyurup Pandeglang yang berada di lereng Gunung Karang untuk memanfaatkan berbagai tanaman liar untuk diolah menjadi makanan.

Kepala BKPD Banten Eneng Nurcahyati di Pandeglang, Selasa mengatakan, di lokasi kampung tersebut yang berada di lereng Gunung Karang banyak tumbuh tanaman liar seperti talas beneng, iles-iles dan sejenis tanaman lainnya untuk bisa diolah menjadi makanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

"Setelah BKPD mendorong dan memberikan pelatihan kepada warga, kini mereka mulai menyadari memanfaatkan sumber daya lokal yang ada di lingkungannya," kata Eneng saat meninjau lokasi "kampung domba" dan kelompok tani pengolah talas beneng di Kampung Cinyurup, Kelurahan Juhut Pandeglang.

Ia mengatakan, talas "beneng" yang ukurannya besar dan berwarna kuning, semula dianggap tanaman liar karena tumbuh liar di sekitar perkampungan yang letaknya berada di lereng Gunung Karang dengan hamparan yang luas.

Namun saat ini, warga sudah mengembangkan sendiri tanaman tersebut dan diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti keripik, kue, tepung dan jenis makanan lain.

Bahkan, warga sekitar khususnya ibu-ibu rumah tangga di kampung tersebut, bergabung dalam satu kelompok tani bina mandiri, sudah bisa memasarkan ke warung-warung di sekitar daerah tersebut.

"Setelah menyadari manfaatnya, warga mulai mengembangkan tanaman itu ditanam tegakan dan sekitar pekarangan rumah," katanya.

Pihaknya sudah memberikan berbagai pelatihan baik secara teknis pengolahan, maupun pemasarannya dengan melibatkan dinas/intansi terkait, termasuk meminta pihak Bank Indonesia Cabang Serang untuk memberikan pelatihan kepada kelompok tani dalam memperoleh bantuan modal dari pihak perbankan, termasuk pelatihan bagi kelompok tani peternak domba.

Salah seorang warga setempat Marjuki (30) mengatakan, warga sekitar "kampung domba" itu, selain memlihara domba bagi laki-laki yang tergabung dalam beberapa kelompok tani, kaum ibu sudah memiliki penghasilan dari mengolah talas beneng menjadi makanan ringan yang semula adalah tanaman liar di kampung tersebut.

"Kami bersyukur daerah ini dijadikan percontohan pengembangan ternak domba di Banten. Begitu juga ibu-ibu mengolah hasil pertanian yang semula tidak dimanfaatkan," katanya.

Namun demikian, warga meminta pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang memberikan perhatian infrastruktur jalan yang baik, mengingat lokasi perkampungan di "kampung domba" tersebut terjal dan perkampungan yang berada di tebing atau lereng gunung.

Sementara itu, Kepala Balai Pengembangan Teknologi Pertanian (BPTP) Banten Mewa Ariani mengatakan, daerah tersebut dijadikan cluster pengembangan ternak domba "kampung domba" karena potensi alam yang sesuai serta kemampuan masyarakat dalam berternak sudah baik.

"Kami berharap 'kampung domba' ini bisa dikembangkan lebih besar dan lebih banyak, dengan melibatkan masyarakat yang akan menanamkan modal pada peternakan domba," kata Mewa Ariani.(M045/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010