Dengan MoU ini diharapkan jika vaksin melalui mekanisme multilateral sudah ada, maka semua infrastruktur yang diperlukan sudah siap sehingga tidak terjadi delay dalam distribusinya
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang Penyediaan Layanan Pengadaan, yang antara lain disiapkan untuk pengadaan dan distribusi vaksin COVID-19.

“Dengan MoU ini diharapkan jika vaksin melalui mekanisme multilateral sudah ada, maka semua infrastruktur yang diperlukan sudah siap sehingga tidak terjadi delay dalam distribusinya,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang ikut menyaksikan penandatanganan MoU antara Kementerian Kesehatan RI dan UNICEF Indonesia, yang disiarkan secara virtual, Rabu.

Sejak awal pandemi, Indonesia secara konsisten terus menyuarakan pentingnya akses vaksin yang setara, aman, dan dengan harga terjangkau, baik melalui jalur bilateral maupun multilateral.

Secara multilateral, Indonesia mengintensifkan komunikasi dengan Aliansi Vaksin GAVI, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Wabah (CEPI), serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)---tiga institusi utama pelopor COVAX Facility, yang dibentuk untuk memastikan akses adil dan merata terhadap vaksin COVID-19.

Menurut Menlu Retno, Indonesia telah ditetapkan sebagai salah satu negara yang memenuhi syarat sebagai negara kategori advance market commitment (AMC) dalam kerangka GAVI COVAX Facility.


Baca juga: Pengamat: posisi Indonesia strategis dalam persaingan vaksin global

Baca juga: Luhut mau minta tambahan 20 juta dosis vaksin dari UEA



“Indonesia akan memperoleh vaksin sebanyak 20 persen dari jumlah penduduk, di mana di dalamnya akan terdapat bantuan keringanan finansial melalui mekanisme official development assistance (ODA),” kata Retno.

Untuk itu, komunikasi dengan GAVI dan COVAX Facility terus diintensifkan termasuk mengenai waktu ketersediaan dan harga vaksin yang diperkirakan tersedia pada 2021 ini.

“Yang pasti dengan adanya bantuan finansial ODA maka diharapkan harga vaksin akan lebih murah dibanding mekanisme yang lain,” tutur Retno.

UNICEF memiliki Divisi Suplai yang merupakan gudang terbesar di dunia untuk menyimpan dan mendistribusikan komoditas kemanusiaan seperti vaksin.

Berbasis di Copenhagen, Denmark, UNICEF Supply Division saat ini melayani kebutuhan 140 negara anggota termasuk Indonesia.

“UNICEF adalah mitra penting dalam COVAX, fasilitas yang setelah vaksin tersedia di dunia, maka semua negara peserta akan memiliki akses khusus dengan harga terjangkau. Indonesia akan menjadi bagian dari inisiatif penting ini,” kata Perwakilan UNICEF untuk Indonesia Debora Comini.


Baca juga: Kemristek harapkan produksi massal vaksin Merah Putih di akhir 2021

Baca juga: Menko Airlangga: 30 juta dosis vaksin diterima pada kuartal IV-2020


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020